Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
"Jadi misal ada ibu-ibu yang mau usaha sembako bisa jadi agen, cukup sediakan tempat di rumahnya, gudang kapasitas kecil gitu istilahnya. Nanti ada shared 3% dari total gross sell," jelas Herry.
Total sudah ada 10.000 pengguna Etanee, dan uniknya tiap bulan rata-rata ada pertambahan 1.000 user ditiap kota diungkapkan Herry. Targetnya hingga akhir tahun ini Etanee ingin memiliki 100.000 user aktif. Untuk Stokist, Etanee ingin menggenjot menjadi 100 titik, dan agen mencapai 5.000 orang.
"Pertengahan tahun masuk ke Jawa Tengah, ini mulai masuk Cirebon, Majalengka, Indramayu, terus masuk Tegal hingga Jawa Tengah. Jadi berjalan itu juga berlaku buat ekspansi ke arah barat dari Tangerang lalu ke Banten nanti," jelasnya.
Pendanaan masih jadi kendala di Etanee, oleh karenanya Herry menyebut sudah mulai membuka pintu bagi investor di awal 2020 ini.
Selain ekspansi, tingkatkan pengguna, agen dan stokist, Etanee juga ingin memperluas kerjasama pengiriman produk pangan di Etanee.
Saat ini diakui memang menggunakan pihak ketiga dalam pengiriman. Namun Herry berharap nantinya dapat ada kerja sama dengan perusahaan ojek online guna maksimalkan pengiriman.
Baca Juga: Delapan bendungan ditargetkan selesai di tahun 2020
"Kami juga berharap ke depan bisa mensuplai para merchant di aplikasi pesan makanan online juga. Jadi pelaku usaha kuliner belanja bahan baku mudah dan efisien mereka ngga perlu repot pagi harus belanja cukup dari aplikasi," ungkapnya.
Pesanan terbanyak di Etanee ada di wilayah Bogor, Cianjur, dan Cipanas, yaitu 1.500 sampai 2.000 sehari namun Herry mengakui jumlah tersebut mungkin capai 10.000 jika digabung dengan wilayah Etanee lainnya.
"Kan ada pilot baru juga, kalau sudah masuk Jakarta mungkin capai 10.000, kita belum scale up. Target sih maunya tiap bulan bisa meningkat 3 kali lipat," jelas Herry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News