Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
Asal tahu saja, pada 2016 silam, Indonesian Labour Rights Association (OPPUK), Rainforest Action Network (RAN), and International Labour Rights Forum (ILRF) melayangkan laporan kepada RSPO.
Mereka melaporkan perusahaan PT PP London Sumatera Tbk kepada dewan tersebut berdasarkan hasil laporan “The Human Cost of Conflict Palm Oil: Indofood, PepsiCo’s Hidden Link to Worker Exploitation in Indonesia.”
Laporan tersebut berisi wawancara pada pekerja di dua kebun minyak sawit yang dimiliki dan dioperasikan anggota RSPO dan subsidiari Indofood, PT London Sumatra.
“Indofood telah tertangkap basah mengeksploitasi pekerja dan beberapa kali melanggar hukum Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan, bank atau sistem sertifikasi yang mendukung komitmen untuk menegakkan hak asasi manusia dan menghentikan deforestasi sudah seharusnya tidak melanjutkan hubungan bisnisnya dengan Indofood," ujar Robin Averbeck, Direktur Kampanye Agribisnis Rainforest Action Network (RAN) dalam rilis yang diterima Kontan.co.id.
Oleh karenanya, langkah Nestle memutuskan joint venture dengan Indofood dinilai Robin sebagai tindakan yang tepat dalam menghentikan pengesahan pelanggaran tenaga kerja yang dilakukan Indofood.
Bahkan tak hanya Nestle, perusahaan Musim Mas Holdings Pte. Ltd juga memutuskan hubungan bisnis dengan Indofood dengan klausal sementara.
Mengutip situs resmi Musim Mas, disebutkan laporan yang diterima panel keluhan RSPO pada November 2017 selanjutnya dikerjakan oleh verifikator independen yang telah menyelesaikan tugasnya pada 8 Juni 2018. Kini panel komplain RSPO tengah mengkaji laporan tersebut dan status sertifikasi Indoagri dalam keadaan pending.
Tak hanya itu, badan sertifikasi SAI Global juga melakukan audit spesial pada Indofood dan hasilnya belum rilis. Oleh karena itu, Musim Mas untuk sementara ini memutuskan relasi bisnis dengan suplier tersebut sejak 1 Agustus 2018.
Menanggapi ini, Togar Sitanggang Corporate Affairs Manager PT Musim Mas menyampaikan pihaknya akan menunggu laporan resmi RSPO sebelum bisa bekerjasama lagi dengan Indofood. "Ya menunggu semua beres," jelasnya singkat.
Saat dimintai tanggapannya, Direktur Indofood Franciscus Weilirang meminta agar semua pihak jangan mengaitkan masalah joint venture dengan masalah sumber sawit. "Maaf tidak ada kaitan satu dengan lainnya," komentar Franky kepada Kontan.co.id.
Hal senada juga ditegaskan oleh Gideon A Putro, Corporate Secretary ICBP. "Putusnya joint venture Nestle dan Indofood pada September 2018 tidak berhubungan dengan sawit, tapi karena keputusan dua belah pihak.
Hal itu sesuai dengan keterangan di situs Nestle yang mengatakan "for commercial use"," paparnya.
*)Pada Kamis (4/10) pukul 11.20 WIB, artikel ini telah ditambahkan komentar dari pihak Indofood di paragraf terakhir agar lengkap dan berimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News