Reporter: Handoyo |
JAKARTA. Harga karet yang cenderung menurun tidak menyurutkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V untuk mengurus kebunnya. Saat ini, PTPN V berencana menanami kembali (replanting) 500 hektare (ha) kebun karetnya di Tamora, Sumatera Utara. Apalagi, kebun ini juga sudah masuk waktu peremajaan.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN V Berlino Mahendra Santosa mengatakan, usia tanaman di kebun tersebut sudah sekitar 24 tahun. "Kalau lebih dari 25 tahun, produktivitas tanaman sawit menurun," kata Berlino, akhir pekan lalu.
Saat ini, lahan perkebunan karet PTPN V total mencapai 27.890 ha, terdiri dari 10.029 ha perkebunan karet inti atau milik PTPN V dan 17.861 ha perkebunan karet plasma.
Dengan peremajaan tersebut, PTPN V berharap, produksinya akan meningkat. Tahun lalu, produksi karet PTPN V tipe SIR-10 mencapai 4.573,8 ton, tipe SIR-20 9.058,1 ton, dan lateks 1.740,8 ton. Tahun ini, PTPN V memenghitung produksi karet jenis SIR-10 akan turun menjadi 4.065 ton, namun SIR-20 naik menjadi 11.110 ton.
Pasokan bahan baku yang masih terbatas ini menjadi kendala PTPN V untuk melakukan ekspansi pabrik. "Tahun ini atau dalam waktu dekat PTPN V tidak berencana menambah pabrik, karena minim bahan baku," tuturnya.
Selain untuk pasar domestik, PTPN V juga mengekspor karet antara lain ke China, India, Korea, taiwan, Israel, Singapore, Pakistan, Mexico dan Australia.
Seperti ditulis KONTAN, berdasarkan data gabungan perusahaan karet Gapkindo, di awal tahun ini, harga karet masih berada di kisaran US$ 3,3 per kilogram (kg). Namun pertengahan Juni lalu, harga karet turun 15% menjadi US$ 2,8 per kg. Bagi produsen karet, idealnya harga karet sekitar US$ 4 per kg.
PT Bakrie Sumatera Plantation juga akan menambah luas lahan perkebunan karet hingga 2.000 ha di Sumatera Selatan. Tahun ini, Bakrie berencana melakukan replanting tanaman karet seluas 400 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News