Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya konsumsi energi seiring menipisnya cadangan energi fosil mendorong berbagai ilmuan untuk memecahkan solusi dalam mencapai pemenuhan kebutuhan energi. Mineral perovskite dinilai mampu menjawab masalah krisis energi terutama bagi negara-negara tropis, seperti Indonesia.
Mineral perovskite dinilai mampu dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pemanfaatan pembangkit berbasis tenaga surya. Perovskite memiliki tingkat efisiensi penyerapan matahari maupun fleksibilitas biaya dibandingkan panel photo voltaic (PV) yang berbasis kristal silikon.
Baca Juga: Dinilai cacat proses dan substansi, sejumlah kalangan akan gugat UU Minerba ke MK
Direktur Utama PT Pertamina EP Nanang Adbul Manag mengungkapkan, ada kelemahan utama dari Silicon PV panel, yaitu sangat tidak efisien karena pencapaian efisiensinya hanya sekitar 7%-16% saja.
"Dan tergantung kepada orientasi penempatan serta kondisi cuaca. Panel Silikon dibuat relatif tebal dan berlapis, tidak seperti film yang tipis, sehingga bisa lebih kuat dan tahan lama, namun disisi lain harus mengorbankan efisiensinya," kata Nanang sebagaimana yang dilansir dalam siaran resmi Kementerian ESDM, Rabu (13/5).
Penemuan perovskite, sambung Nanang, dapat menjanjikan hasil yang lebih baik sehingga bisa menjadi andalan yang dapat mengalahkan atap panel dari sisi efisiensi. "Panel-panel dengan lapisan-lapisan film tipis Perovskite dapat menyerap cahaya dari panjang gelombang yang kisarannya sangat lebar dan lebih produktif menghasilkan listrik dibanding silikon PV panel," ungkapnya.