kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mulai Uji Coba BBM Anyar, Kapasitas Produksi Bioetanol Dalam Negeri Baru 40 Ribu KL


Rabu, 21 Juni 2023 / 17:03 WIB
Mulai Uji Coba BBM Anyar, Kapasitas Produksi Bioetanol Dalam Negeri Baru 40 Ribu KL
ILUSTRASI. ujicoba penjualan BBM baru mencampurkan BBM Ron 92 (Pertamax) dengan bioetanol akan dilakukan pada Juli 2023


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bersiap melakukan uji coba penjualan BBM baru mencampurkan BBM Ron 92 (Pertamax) denganĀ  bioetanol pada Juli tahun ini.

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel), produksi bioetanol pada 2030 ditargetkan mencapai 1,2 juta kl.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, saat ini kapasitas produksi nasional baru mencapai 40 ribu kl.

"Untuk kapasitas yang siap (saat uji coba) 100 ribu kl, kapasitas yang selalu produksi saat ini 40 ribu kl," kata Dadan di Kementerian ESDM, Senin (19/6).

Dadan menjelaskan, kehadiran beleid ini pun diharapkan memberikan jaminan dan mendorong produksi bioetanol ke depannya.

Adapun, kajian untuk pencampuran bioetanol dengan BBM sejatinya telah dilakukan sejak 2008 silam. Namun, penjualan komersil urung dilakukan karena belum ekonomis.

Baca Juga: Pertamina Bakal Jual BBM RON 95, Campuran Pertamax & Bioetanol, Harga Masih Rahasia

Dadan menambahkan, pemerintah menargetkan uji coba secara komersil dapat mulai dilakukan pada Juli tahun ini.

Adapun, karena tidak disubsidi oleh pemerintah maka uji coba komersil akan dimulai pada wilayah yang dinilai tidak membutuhkan dukungan insentif maupun subsidi.

"Jadi harus masuk ke wilayah yang memang secara harga tidak membutuhkan support subsidi atau insentif. (Uji coba) di sekitar Surabaya, Mojekerto, karena pabriknya ada di sana," jelas Dadan.

Dalam uji coba ini, kebutuhan bioetanol diprediksi mencapai sebesar 10 ribu kl per tahun. Dengan kapasitas produksi saat ini, kebutuhan yang ada dinilai masih bisa terpenuhi.

Nantinya, pengembangan produksi bioetanol akan didorong melalui partisipasi BUMN.

Kontan mencatat, Perpres No 40/2024 diterbitkan dalam rangka mewujudkan swasembada gula nasional. Di mana untuk menjamin ketahanan pangan nasional, menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu, serta meningkatkan ketahanan energi dan pelaksanaan energi bersih.

Oleh karenanya, Pemerintah melakukan percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.

Adapun, percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) mencakup pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri, serta peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati (biofuel).

Baca Juga: Peta Jalan Produksi Bioetanol Terbit

Atas hal tersebut, Pemerintah akan melakukan perluasan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare.

"Penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 ha yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu rakyat, dan lahan kawasan hutan," dikutip dari salinan Perpres No 40/2023.

Adapun, sumber lahan kawasan hutan diperoleh melalui perubahan peruntukan kawasan hutan, penggunaan kawasan hutan, dan/atau pemanfaatan kawasan hutan dengan perhutanan sosial dan sistem multi usaha.

Selain itu, juga akan dilakukan peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per ha melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut.

Selanjutnya, dalam peta jalan juga akan dilakukan peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2%. Tak lupa dilakukan peningkatan kesejahteraan petani tebu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×