kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Oktober, Indonesia hadapi ancaman defisit beras


Rabu, 13 Agustus 2014 / 15:34 WIB
Oktober, Indonesia hadapi ancaman defisit beras
ILUSTRASI. Perpanjang SIM Mudah, Cek Jadwal SIM Keliling Bekasi & Tangsel Hari Ini (2/3)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Agustus menjadi bulan terakhir puncak produksi pangan. Berdasarkan angka ramalan (Aram) satu 2014, Agustus menjadi bulan dengan produktifitas pangan berupa padi dan jagung tertinggi.

Sementara tiga bulan terakhir sejak Oktober sampai Desember diperkirakan menjadi bulan dengan jumlah produksi paling rendah.

Aram satu 2014 mencatat Agustus ini produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 6,91 juta ton. Setelahnya produksi memasuki tren penurunan yakni September produksi GKG mencapai 5,76 juta ton. Kemudian Oktober turun lagi menjadi 4,02 juta ton. November menjadi bulan paling rendah produksinya sebesar 2,81 juta ton dan Desember 3,02 juta ton.

Artinya, selama periode Oktober sampai Desember total produksi GKG berkisar 9,85 juta ton atau sekitar  5,72 juta ton beras. Sementara konsumsi beras selama tiga bulan tersebut diperkirakan mencapai 8,95 juta ton. Sehingga defisit beras akan terjadi sebesar 3,22 juta ton.

(Plt) Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Haryono mengatakan, ramalan ini didasarkan kondisi kekeringan yang terjadi mundur berdasarkan prediksi BMKG. Sehingga di beberapa daerah dapat terjadi gagal panen. Namun, kondisi ini diyakini Kementan tidak lantas mengancam ketahanan pangan selama setahun.

"Masih dapat ditutup dengan kondisi produksi yang tinggi terjadi pada bulan Maret yang mencapai 12,5 juta ton GKG. Selain itu kami tetap optimis akan terjadi peningkatan produksi pangan pada Aram dua mendatang," ujar Haryono pada hari ini (13/8). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×