kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

OPEC jauh dari sepakat, minyak masih rebound


Jumat, 04 Desember 2015 / 21:25 WIB
OPEC jauh dari sepakat, minyak masih rebound


Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bergulirnya pertemuan tahunan OPEC memicu antisipasi pelaku pasar. Bukan tanpa alasan, hasil OPEC nantinya akan menjadi penentu arah pergerakan emas di masa mendatang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/12) pukul 17.55 WIB harga minyak kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange melesat 1,48% ke level US$ 41,69 per barel dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah terdulang 4,38% sejak menyentuh level terendahnya November 2010 pada Rabu (2/12) di level US$ 39,94 per barel.

Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka menjabarkan, beredar rumor OPEC tidak akan memangkas produksinya sebesar 30 juta barel per hari dalam pertemuan yang sedang berlangsung di Wina, Austria ini. Sebagai perwakilan OPEC, Arab Saudi angkat bicara.

Dalih keengganan memangkas produksi adalah ditolaknya proposal pemangkasan produksi sebesar 1 juta barel per hari yang diajukan oleh OPEC kepada negara-negara produsen Non-OPEC seperti Rusia. Karena menurut Arab Saudi, jika pun OPEC memangkas produksi hasilnya tidak akan berpengaruh jika produsen besar lainnya tidak mengambil langkah yang sama.

“Pertemuan ini masih jauh dari sepakat untuk memangkas produksi dan menjadi ancaman bagi harga di masa mendatang,” katanya.

Namun, karena tekanan yang cukup tinggi, Nanang menilai ada aksi teknikal yang mendongkrak harga minyak. Apalagi kini pasar sedang ambil aksi wait and see menyusul sajian data ketenagakerjaan Amerika Serikat nanti malam.

Selain memang masih tingginya tekanan konflik di Timur Tengah memberi ruang bagi harga minyak untuk mempertahankan rebound. “Ketegangan di sana belum mereda dan kekhawatiran pasokan terganggu jadi sentimen positif harga,” jelas Nanang.

Belum lagi sajian data ekonomi AS beberapa waktu terakhir yang tidak memuaskan jadi pemicu koreksi USD. Tidak berakhir di sana, “Diprediksi data ketenagakerjaan tersebut tidak memuaskan harapan pasar dan bisa mengganjal langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga di Desember 2015 ini,” ujarnya.

Menurut Nanang, banyak faktor yang harus diperhatikan jika menilik pergerakan harga minyak. Hanya saja memang kecenderungan harga masih bergerak ke arah tren bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×