Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
“Kami sudah melakukan pemetaan atas kondisi neraca gas balance, supply and demand yang ada. Kemudian bagaimana peluang pemanfatannya untuk infrastruktur eksisting akan berkembang, sehingga akan memenuhi kebutuhan demand di kota-kota, kawasan-kawan industri, transportasi melalui CNG, transportasi laut, dengan memahami kondisi neraca gas,” ungkap Rosa.
Selain itu, PGN turut menantikan rampungnya 2 (dua) jaringan yaitu Pipa Cirebon – Semarang Tahap 2 dan Pipa Dumai-Sei Mangkei. Jika infrastruktur ini sudah terhubung, maka PGN dapat memiliki fleksibilitas atas beberapa sumber yang hari ini diproyeksikan akan memenuhi kebutuhan gas bumi.
Sementara itu, untuk wilayah Indonesia Timur masih diperlukan logistic scheming yang lebih baik. Salah satunya dengan shipping untuk bisa bergerak mendukung transisi energi yang lebih sustain keberadaannya.
“Ini tidak mengesampingkan bahwa kita juga punya strategic partner seperti halnya PLN, customer refinery yang kami identifikasi ke dalam rencana penyediaan gas. Kami percaya dengan integrasi dan agregasi, hasilnya akan optimal,” tutup Rosa.
Saat ini, gas bumi sudah kompetitif jika dibandingkan dengan fuel cost. Apabila sudah terintergasi dan semakin kompetitif, maka PGN dapat meningkatkan andilnya dalam mendorong kemandirian energi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News