kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi belum usai, WeWork masih optimistis pada bisnis ruang kerja di Indonesia


Kamis, 02 September 2021 / 18:14 WIB
Pandemi belum usai, WeWork masih optimistis pada bisnis ruang kerja di Indonesia
ILUSTRASI. Logo WeWork. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk mengubah kebiasaan dalam bekerja dan berinteraksi. Salah satu yang menjadi tren selama masa pandemi adalah bekerja daring dari rumah atau Work From Home (WFH).

Kondisi tersebut berimbas kepada kebutuhan ruang perkantoran atau ruang kerja bersama (coworking space). Kendati begitu, salah satu penyedia ruang kerja berskala global, WeWork, masih memandang Indonesia sebagai pasar yang prospektif untuk mengembangkan usahanya. 

General Manager WeWork Australia dan Asia Tenggara, Balder Tol, menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu pasar utama bagi WeWork di Asia Tenggara. WeWork eksis di empat lokasi di Jakarta. Yakni di Noble House, Sinarmas MSIG Tower, Revenue Tower, dan Gama Tower.

Meski fokus untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan ruang kerja selama masa pandemi, tapi Balder menyampaikan bahwa WeWork tetap mencari peluang untuk bisa berekspansi di Indonesia. "Ekspansi telah menjadi bagian dari strategi bisnis kami, dan kami selalu mencari lebih banyak peluang. Selama pandemi, kami lebih fokus pada peningkatan lokasi dan solusi untuk memenuhi kebutuhan anggota," ungkapnya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Solusi digitalisasi pengelolaan SDM dalam satu platform Darwinbox

Balder membenarkan pada masa-masa awal pandemi, operasi bisnis WeWork ikut terdampak, apalagi dengan pemberlakuan WFH. Tetapi, menurut Balder, banyak perusahaan yang menyadari bekerja dari rumah tidak menjadi model operasional yang berkelanjutan dan melakukan diskusi atau pendekatan yang lebih proaktif untuk mengeksplorasi strategi tempat kerja yang fleksibel.

Menanggapi tingginya permintaan dari perusahaan yang membutuhkan ruang untuk memobilisasi tenaga kerja mereka, WeWork pun telah mengadaptasi penawaran untuk swing space atau solusi jangka pendek hingga jangka panjang untuk diintegrasikan ke dalam portofolio real estat perusahaan.

Berkaca dari operasional secara global, terdapat sejumlah member baru dari sektor layanan esensial yang memanfaatkan WeWork untuk mendukung kebutuhan ruang kerja dan operasi bisnisnya. Balder bilang, pihaknya melihat keyakinan terhadap solusi WeWork semakin kuat, yang tercermin dari 50% anggota global WeWork berkomitmen lebih dari 12 bulan.

"Hal ini Membuat rata-rata jangka waktu komitmen penuh para member WeWork berada di atas 15 bulan. Berkat kepercayaan itu, kami telah kembali ke level kinerja pra-pandemi. Bahkan kinerja kami pada April dan Mei, menjadi periode paling kuat dimana kami mencatatkan penjualan net desk sejak September 2019," sambung Balder.

WeWork mencatat penjualan net desk positif di semua wilayah terkonsolidasi. Hal ini menunjukkan adanya pemulihan global yang turut mengakselerasi permintaan solusi hybrid dari WeWork. Di seluruh portofolio global WeWork, tingkat okupansi terus meningkat hingga 53% pada akhir Mei.

Di Indonesia, keberadaan WeWork didukung oleh berbagai sektor utama seperti teknologi, layanan kesehatan, keuangan dan ekonomi kreatif. Di negara yang masyarakatnya didorong oleh teknologi mobile-first, kata Balder, ada banyak minat dari perusahaan multinasional yang berencana untuk memperluas bisnisnya di beberapa pasar di Asia Tenggara terutama di Indonesia.

"Pertumbuhan 10% kami dalam keanggotaan perusahaan di WeWork Asia Tenggara didorong oleh penekanan para pemimpin bisnis untuk strategi real estat yang fleksibel dalam rangka mengarahkan dan mendukung pertumbuhan mereka," sambung Balder.

Dalam upaya pengembangan di Asia Tenggara, pada 10 Agustus 2021, WeWork meluncurkan inisiatif baru yang bernama WeWork Growth Campus. Inisiatif dengan nilai investasi hingga US$ 8 juta ini terdiri dari subsidi ruangan, bimbingan, dan pendidikan di seluruh kawasan. Hal ini menyusul tantangan besar bagi perusahaan yang sedang berkembang akibat pandemi covid-19, mulai dari startup yang ingin scale-ups, hingga inkubasi perusahaan.

"Krisis telah menghambat momentum mereka. Saat ini, inovasi menjadi kunci ekonomi yang berkembang. Kami meyakini Growth Campus akan mendukung sektor ini dan berperan penting dalam pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Balder.

Selain WeWork Growth Campus, ada sejumlah langkah yang dilakukan WeWork selama masa pandemi ini. Antara lain dengan melakukan Inovasi konsep baru misalnya hub kolaborasi, hub/spoke dan solusi seperti All Access dan On Demand untuk memenuhi kebutuhan tempat kerja baru.

Lalu, untuk menjaga kesehatan dan keamanan selama masa pandemi, WeWork telah menggelontorkan lebih dari US$ 20 juta untuk menerapkan langkah-langkah menjaga jarak, kebersihan, dan sanitasi diseluruh lokasi di dunia. "Sebagai perusahaan global, kami terus berbagi praktik terbaik dan pembelajaran untuk mengurangi situasi serta meningkatkan efisiensi proses kerja," pungkas Balder.

Selanjutnya: SoftBank berinvestasi di saham Amazon senilai US$ 1,2 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×