Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Produksi bawang merah domestik yang berlebih belakangan ini berakibat pada penurunan harga. Bahkan, dibandingkan semester II tahun lalu, harga bawang merah pada semester II tahun ini, turun 42% sampai dengan 50%.
Akad, Ketua Asosiasi Bawang Merah Jawa Timur bilang, semester II tahun ini, harga bawang merah hanya dihargai Rp 4.000 per kilogram (kg). Sedangkan harga bawang merah semester II tahun lalu bisa tembus Rp 7.000 per kg hingga Rp 8.000 per kg.
"Harga bawang merah lokal tidak ada perubahan, stabil di Rp 4.000 per kg. Ini karena produksi naik sehingga petani sulit mendapatkan harga bagus," kata Akad kepada KONTAN, Selasa (25/9). Di Jawa Timur saja, kata Akad, produksi bawang merah mencapai 200.000 ton.
Yul Bahar, Direktur Sayur Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian bilang, pasokan bawang merah tahun ini telah mencatat surplus. Berdasarkan roadmap bawang merah Kementerian Pertanian, perkiraan produksi bawang merah tahun ini bisa mencapai 1.060.820 ton, yang terdiri dari 886.120 ton untuk konsumsi langsung, 99.700 ton untuk benih, 25.000 untuk industri, dan 50.000 untuk ekspor.
Sentra produksi bawang nasional sampai saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, di mana kontribusinya sebesar 80,73% (846.793 ton) terhadap total produksi bawang merah nasional. Selama Juli dan Agustus, pasokan bawang merah mencapai 218.974 ton, sedangkan kebutuhan hanya 170.129 ton, sehingga surplus 48.811 ton.
Menurutnya, kekurangan pasokan bawang merah diprediksi terjadi pada November mendatang sebesar 19.412 ton, setelah pelaksanaan panen raya. Namun, kekurangan pasokan tersebut masih bisa ditutupi dari surplus bawang pada bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News