CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Pasar Lesu, Kinerja Asahimas Flat Glass (AMFG) Anjlok pada Kuartal III-2025


Jumat, 21 November 2025 / 16:13 WIB
Pasar Lesu, Kinerja Asahimas Flat Glass (AMFG) Anjlok pada Kuartal III-2025
ILUSTRASI. PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG). produsen lembaran kaca, seperti kaca gedung atau kaca mobil. Foto Dok AMFG. Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) terus berupaya menggenjot kinerja di tengah pelemahan permintaan kaca lembaran dan otomotif.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) terus berupaya menggenjot kinerja di tengah pelemahan permintaan kaca lembaran dan otomotif.

Direktur AMFG Christoforus memaparkan, pendapatan AMFG selama sembilan bulan pertama 2025 melemah 10,4% year-on-year (YoY) dari Rp 4,1 triliun ke Rp 3,7 triliun.

Hal ini terutama disebabkan oleh ketatnya persaingan di pasar kaca lembaran domestik, serta pasar kaca otomotif yang menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelasnya dalam paparan publik virtual, Jumat (21/11/2025).

Seiring dengan pelemahan pasar, Christoforus mengatakan, terjadi kenaikan biaya produksi perseroan yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam. “Maka, laba perseroan turun lebih dari 50%,” imbuhnya.

Memang, laba bersih AMFG pada Januari-September 2025 tercatat menurun 58,5% YoY ke Rp 71 miliar.

Baca Juga: Toyota Resmi Jual bZ4X dan Urban Cruiser Produksi Lokal, Ini Harganya!

Adapun hingga kuartal III-2025, komposisi penjualan ekspor dan domestik masing-masing tercatat sebesar 56% dan 44%. Christoforus mengungkap, capaian ini menunjukkan upaya pihaknya meningkatkan ekspor di tengah persaingan domestik, serta memanfaatkan momentum nilai tukar.

Sedangkan dari produk, penjualan masih didominasi oleh kaca lembaran yang menyumbang sebesar 67% dan kaca otomotif sebanyak 33% ke pendapatan. 

Kontribusi kaca lembaran menurun dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 72%.

“Mengingat persaingan ketat di kaca lembaran, perseroan mengimbangi dengan meningkatkan penjualan kaca otomotif, yang sebelumnya hanya 28%,” lanjut Christoforus.

Ia menyoroti, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi perseroan sepanjang tahun ini. 

Pertama, ketidakpastian pasokan dan harga gas alam untuk industri. stabilitas pasokan gas alam baikdari sisi volume dan harga.

“Apalagi mengingat kontribusi gas alam dalam komponen biaya produksi kaca lembaran perseroan  yang bisa mencapai 25-30%,” imbuhnya.

Lebih lanjut, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut memberikan tekanan pada biaya produksi. Salah satunya, bahan baku impor seperti soda es yang belum tersedia di dalam negeri.

Christoforus mengatakan, sebagai salah satu pasar utama produk AMFG, kinerja sektor otomotif yang masih lemah tahun ini tentu turut memberi dampak pada perseroan. 

Untuk itu, perseroan berupaya mengerek kinerja dengan sejumlah strategi, termasuk efisiensi dan diversifikasi energi. Di tengah tantangan suplai, kata Christoforus, perseroan mengoptimalkan penggunaan gas alam secara efisien dengan memasang solar panel sambil terus mempelajari teknologi hemat energi.

AMFG juga berfokus meningkatkan penjualan produk bernilai tambah yang tidak diproduksi kompetitor.

“Ini jadi strategi diferensiasi kami untuk menghadapi persaingan agar mendapat margin yg lebih tinggi,” ujar Christoforus.

Kemudian, perseroan juga terus melakukan kolaborasi dan inovasi agar dapat mengembangkan produk kaca otomotif sesuai tren.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur AMFG Samuel Setyono menambahkan, perseroan menyadari tren pergerakan pasar saat ini dan mendatang, terutama berkaitan dengan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

“Untuk itu, kami melakukan investasi mesin-mesin baru yg dibutuhkan dan penggunaan camera system untuk inspeksi kaca dan beberapa electrical devices,” katanya.

Tak hanya itu, meski belum bisa merinci, Samuel membeberkan AMFG juga telah mendapat kontrak eksklusif dari beberapa pabrikan EV besar yang akan memproduksi mobil di fasilitas dalam negeri.

Adapun sepanjang tahun ini, perusahaan menyiapkan capex atau belanja modal sebesar US$ 10-20 juta yang digunakan untuk maintenance secara berkala.

Baca Juga: TRON Gandeng NBRI Percepat Pengembangan Teknologi Baterai dan EV

Selanjutnya: IHSG Turun 0,07% ke 8.414, TLKM, ISAT dan BUMI Top Losers LQ45, Jumat (21/11)

Menarik Dibaca: BTPN Syariah Tebar Dividen Interim, Saham BTPS Melejit 47% Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×