Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Industri keramik domestik berhasil menaikkan volume produksi selama semester pertama tahun ini. Tambahan pasokan gas di Jawa Timur menjadi pemicu meningkatnya produktivitas industri keramik nasional.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan di paruh pertama tahun ini, volume produksi keramik naik 10% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 16 juta m2. "Secara year on year naik sekitar 10% di semester pertama tahun ini," kata Elisa. Dari total produksi tersebut, sekitar 15% untuk ekspor. Sedangkan sekitar 13,6 juta m2 bagi pasar domestik.
Melihat hasil pencapaian di semester satu tersebut, ia yakin industri keramik dalam negeri mampu mencapai target produksi tahun ini sebesar 30 juta m2 - 32 juta m2.
Tambahan produksi ini terbantu berkat tambahan pasokan gas bagi industri keramik di wilayah Jawa Timur sebesar 20 juta kaki kubik per hari atau million metric standard cubic feet per day (mmscfd). Saat ini, dia bilang, terdapat 10 industri keramik di Jawa Timur.
Artinya, kebutuhan gas bagi industri keramik di Jawa Timur sudah terpenuhi. Malah, tanpa menyebut angka pasti, Elisa menyebut ada kelebihan pasokan gas di Jawa Timur.
Sayangnya belum ada jalur pipa gas yang menghubungkan kawasan ini dengan daerah lain yang kekurangan gas. "Kalau ada jalur pipa gas kami bisa kirim ke tempat lain yang membutuhkan seperti Jawa Barat," lanjutnya.
Tambahan pasokan gas sebesar 20 juta mmscfd ini membuat total pasokan gas untuk industri keramik nasional mencapai 90 mmscfd. Bila dibandingkan dengan total gas yang dibutuhkan, industri keramik masih kekurangan 30 mmscfd lagi. Pasalnya, kebutuhan gas industri keramik per hari adalah 120 mmscfd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News