kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.762   38,00   0,23%
  • IDX 6.337   75,24   1,20%
  • KOMPAS100 908   12,67   1,41%
  • LQ45 711   4,42   0,62%
  • ISSI 198   4,62   2,39%
  • IDX30 373   1,47   0,40%
  • IDXHIDIV20 452   1,46   0,32%
  • IDX80 103   1,48   1,46%
  • IDXV30 110   3,22   3,02%
  • IDXQ30 122   0,22   0,18%

Pedagang Daging Sambut Baik Pembebasan Kuota Impor Prabowo


Rabu, 09 April 2025 / 18:50 WIB
Pedagang Daging Sambut Baik Pembebasan Kuota Impor Prabowo
ILUSTRASI. Gsbungan Asosiasi pedagang daging buka suara terkait pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang berencana melakukan pembebasan kuota impor daging.. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gabungan Asosiasi pedagang daging di tanah air buka suara terkait pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang berencana melakukan pembebasan kuota impor daging.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha dan Pengolahan Daging Indonesia (APPDI), Teguh Boediyana mengatakan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan dalam tata niaga daging yang menyebabkan harga menjadi tinggi kepada konsumen.

“Kami juga mendukung pernyataan Presiden untuk menghapus kuota, terutama penunjukan satu atau dua importir tertentu, serta membebaskan setiap pelaku usaha untuk berkompetisi secara sehat. Dengan demikian, masyarakat konsumen akan mendapatkan daging dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (9/4).

Baca Juga: Prabowo Bakal Buka Impor Tanpa Kuota, Pengusaha Daging Buka Suara

Teguh yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) meminta, seluruh kementerian terkait untuk segera melakukan deregulasi peraturan yang menghambat yang menghambat akses pelaku usaha dalam mengimpor daging.

Menurutnya, ini Ini termasuk relaksasi kuota untuk pemasukan daging kerbau dari India dan daging sapi dari Brasil secara langsung oleh pelaku usaha swasta, serta pengembalian kuota daging sapi reguler yang seharusnya tersedia pada tahun 2025.

“Mengingat kondisi daya beli masyarakat yang lemah dan penguatan dollar yang terus berlangsung, sangat mendesak bagi dunia usaha, baik di industri pariwisata (hotel, restoran, dan katering) maupun industri pengolahan daging, untuk mendapatkan pasokan daging dengan harga terjangkau,” katanya.

Teguh mencontohkan, harga jual daging kerbau di Malaysia untuk potongan sekunder mencapai 15-16 ringgit, sementara di Indonesia harganya berkisar antara Rp 85.000 hingga Rp 100.000 per kilogram (kg).

Menurutnya, dengan pola impor daging kerbau di Indonesia yang dikuasai oleh segelintir pihak, hal ini tidak dapat secara optimal menekan harga daging akibat praktik monopoli yang terjadi.

Baca Juga: Kemendag Buka Suara Terkait Instruksi Prabowo Minta Kebijakan Kuota Impor Dihapus

Dia bilang, dengan populasi Malaysia yang hanya 30 juta, impor daging kerbau mencapai 130.000 ton per tahun. Sementara, Indonesia dengan populasi 9 kali lebih besar hanya mengimpor 100.000 ton dan kerap produk tak terjual sebab tingginya harga.

“Oleh karena itu, kami sepenuhnya mendukung agar petunjuk Bapak Presiden yang sudah disampaikan dengan jelas dan tegas dapat segera dilaksanakan oleh kementerian terkait dalam waktu singkat,” pungkasnya.

Untuk diketahui, gabungan asosiasi pedagang daging di antaranya, APPDI, Asosiasi Pengolahan Protein Hewani Indonesia (APPHI), Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (NAMPA), Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI).

Selanjutnya: Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati 8 MoU dan LoI, Ini Rinciannya

Menarik Dibaca: Waspada Hujan Petir di Jogja, Intip Ramalan Cuaca Besok di Wilayah DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×