kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku Bisnis TV Berlangganan Masih Gencar Ekspansi


Minggu, 27 November 2022 / 17:45 WIB
Pelaku Bisnis TV Berlangganan Masih Gencar Ekspansi
ILUSTRASI. Pemain industri tv berbayar masih gencar memacu bisnis. Dok Link net


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain industri tv berbayar masih gencar memacu bisnis. Tahun ini, induk usaha PT First Media Television, yakni PT Link Net Tbk, melakukan ekspansi pasar ke 4 kota baru, yaitu Sukabumi, Sumedang, Subang, dan Purwokerto. Dalam 3-5 tahun mendatang, Link Net berharap dapat menjangkau semua kota besar di Pulau Jawa.

Emiten dengan kode saham LINK yang resmi diakuisisi oleh Axiata Group Berhard dan XL Axiata Juni 2022 lalu juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa, terutama Sumatera. Asal tahu, sebelumnya penetrasi pasar LINK sudah menjangkau Kota Medan dan Batam.

“Kami melihat masih ada potensi di berbagai kota lainnya di Pulau Sumatera untuk menambah homes passed dan menjangkau  pasar yang lebih luas,” tutur Presiden Direktur & CEO LINK, Marlo Budiman kepada Kontan.co.id, Selasa (22/11).

Baca Juga: Kinerja Link Net (LINK) Turun pada Sembilan Bulan Pertama Tahun Ini

Marlo optimistis, pasar tv berbayar masih akan tetap bertumbuh. Optimisme itu berdasar pada data GlobalData yang memproyeksikan bahwa pendapatan layanan TV berbayar di Indonesia akan tumbuh dari semula US$ 497 juta di tahun 2020 menjadi US$ 633 juta di tahun 2025.

Ia memastikan, LINK bakal terus berupaya menghadirkan “unlimited world entertainment” bagi pelanggan baik melalui ragam TV channel maupun platform over the top (OTT).

“Kami pun terus bekerja sama dengan partner OTT untuk memberikan value added kepada pelanggan, di mana hingga kini kami menjalin kerja sama dengan Lionsgate Play, Viu, CATCHPLAY+, dan HBO GO,” terang Marlo.

Hingga kuartal II 2022 lalu, total jumlah pelanggan LINK telah mencapai 838 ribu pelanggan. Marlo belum membeberkan berapa target jumlah pelanggan tv berbayar yang ingin LINK kejar di tahun 2023 mendatang.

“Terkait jumlah pelanggan First Media di tahun 2023, dapat kami sampaikan bahwa informasi ini bisa kami bagikan di kemudian hari setelah guidance untuk tahun 2023 sudah bisa kami laporkan,” tutur Marlo.

Di lain pihak, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) juga tidak mau ketinggalan memacu bisnis tv berbayarnya lewat MyRepublic, yakni merek dagang jasa penyediaan internet dan TV berbayar yang dikelola oleh entitas anak tidak langsung DSSA, PT Innovate Mas Indonesia dan PT Eka Mas Republik. 

Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) Resmi Kuasai 100% Saham Stanmore SMC

Sekretaris Perusahaan DSSA, Susan Chandra mengatakan bahwa MyRepublic akan terus berupaya memperluas jangkauan layanan internet MyRepublic ke kota-kota baru di Indonesia. 

“Untuk mendukung hal tersebut, di tahun ini MyRepublic telah resmi melakukan pembukaan lebih dari 100 Sales Point of Presence (POP) yang tersebar di seluruh kota jangkauan MyRepublic dan diharapkan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kota-kota layanan MyRepublic,” tutur Susan kepada Kontan.co.id, Senin (21/11).

“Kehadiran Sales POP ini diharapkan dapat semakin meningkatkan penetrasi dan brand awareness MyRepublic di Indonesia,” imbuhnya lagi.

Sepanjang tahun berjalan 2022, pelanggan tv berbayar MyRepublic mengalami peningkatan. Manajemen mencatat, MyRepublic telah menggenggam sekitar 60.000 pelanggan baru secara year-to-date (YtD) pada tahun 2022 ini. 

Di tahun 2023 nanti, MyRepublic mengincar pertumbuhan pelanggan yang lebih agresif. Strateginya, MyRepublic bakal mengedepankan digitalisasi pada seluruh aspek operasi perusahaan, termasuk dalam penjualan maupun customer service.

“MyRepublic menargetkan pertumbuhan pelanggan tahun 2023 sebanyak 2 kali pertumbuhan pelanggan di tahun 2022,” tutur Susan.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia, Andri Herawan Sasoko mengatakan, IndiHome TV berfokus menjadi "Window of Entertainment" dengan meningkatkan kemitraan dengan mitra OTT potensial untuk memperkaya konten-konten premium. 

Selain itu,  ia juga memastikan bahwa IndiHome TV akan terus berupaya mengembangkan UI UX untuk mempermudah pelanggan dalam mengakses konten, serta meningkatkan experience pelanggan dengan memberikan personalisasi rekomendasi konten. 

“IndiHome TV akan segera menjadi Pay-TV di Indonesia yang menyajikan seluruh channel dengan kualitas High Definition (HD),” ujar Andri kepada Kontan.co.id, Senin (21/11).

Andri berujar, pihaknya optimistis bahwa pasar tv berbayar masih besar dan memiliki potensi pertumbuhan tahunan. Optimisme tersebut berdasar pada riset Media Partners Asia (MPA) yang menyebutkan bahwa pasar tv berbayar memiliki potensi pertumbuhan tahunan alias Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 4%. 

Baca Juga: IndiHome TV Tayangkan Live FIFA World Cup Qatar 2022 Lewat Aplikasi Vidio

Meski begitu, ia tidak memungkiri bahwa posisi tawar pemain OTT yang semakin kuat juga membuat persaingan market TV berbayar semakin ketat. Hanya, IndiHome TV juga masih mengharapkan pertumbuhan pelanggan di tengah ketatnya persaingan tersebut.

“Saat ini IndiHome TV memiliki market share sebesar 49% dengan total 3,5 juta pelanggan dan diharapkan akan terus tumbuh ke depannya,” tutur Andri.

Di sisi lain, selain mengakuisisi pelanggan dalam market TV berbayar, IndiHome juga mengembangkan aplikasi UseeTV Go sebagai perpanjangan dari konten-konten yang ada di dalam IndiHome TV dan dapat diakses melalui jaringan internet terbuka.

“Sehingga diharapkan dapat menambah cakupan pelanggan, serta mempermudah pelanggan dalam mengakses konten, ‘anytime, anywhere’ dengan menggunakan handphone maupun device lainnya,” imbuh Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×