Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ribuan pengemudi ojek online, taksi online, dan kurir menggelar aksi demonstrasi dan off bid (mematikan aplikasi) secara serentak pada Selasa (20/5) lalu.
Tak hanya di Jakarta, aksi ini juga berlangsung di berbagai kota besar seperti Bandung, Semarang, dan Purwakarta.
Meski begitu, Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo) menyebut bahwa dampak aksi tersebut terhadap pelaku usaha kuliner relatif minim.
Baca Juga: Ojol Tak Lagi Sekadar Mitra? IDEAS Usul Status Pekerja Mandiri Terlindungi
Sekretaris Jenderal Apkulindo Redia mengatakan bahwa banyak mitra ojek online yang tetap aktif dan masih dapat melakukan layanan antar jemput pesanan selama aksi berlangsung.
“Dampaknya tidak begitu terasa, tipis ya. Menurut survei internal dengan rekan-rekan anggota Apkulindo, ternyata masih banyak kurir yang tetap beroperasi dan tidak ikut aksi,” ujar Redia kepada Kontan.co.id, Rabu (21/5).
Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (IUMKM) Indonesia atau Akumandiri, Hermawati Setyorinny.
Dari total sekitar 500.000 pelaku UMKM anggota Akumandiri secara nasional, tidak ada laporan yang menyebutkan gangguan akibat aksi demonstrasi ojol tersebut.
“Tidak ada laporan. Pelaku UMKM kemarin adem ayem saja. Mungkin karena cuma sehari, jadi tidak terlalu mengganggu aktivitas usaha,” kata Hermawati kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Mitra Ojol Bakal Aksi Lebih Besar Jika Menhub Tak Beri Keputusan hingga Akhir Mei Ini
Ia menilai, jumlah pengemudi ojol yang ikut off bid tidak sebanyak ekspektasi awal. Banyak mitra yang tetap menjalankan aktivitas seperti biasa sehingga layanan antar pesanan masih berjalan lancar.
“Kalau lihat di berita, katanya akan serentak, tapi kenyataannya banyak juga pengemudi ojol yang tetap bekerja. Jadi aktivitas masih bisa ter-cover. Kecuali kalau aplikasinya yang benar-benar dimatikan, mungkin baru terasa dampaknya,” imbuhnya.
Menurut pantauannya, meskipun aksi terjadi di sejumlah kota besar, layanan pengantaran oleh ojol untuk pelaku UMKM di wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah, masih berlangsung normal.
Hermawati mengakui bahwa banyak pelaku UMKM kini sangat bergantung pada layanan ojol untuk mengantarkan produk ke konsumen.
Baca Juga: Rapat dengan Komisi V, Mitra Ojol: Menurut Hitungan, Kami Rugi Rp 12.000 per 10 km
Oleh karena itu, ia berharap agar polemik antara pengemudi dan penyedia platform digital bisa segera menemukan solusi bersama.
“Pemerintah seharusnya turun tangan. Saya lihat beberapa anggota DPR dari berbagai partai juga sudah bersuara. Tapi semua kembali ke pemilik aplikasi. Negara harus mengundang mereka, beri peringatan, karena ini menyangkut rakyat kita,” tutup Hermawati.
Selanjutnya: Cuaca Besok (22/5), Kota Jogja dan Sekitarnya Kompak Hujan
Menarik Dibaca: Cuaca Besok (22/5), Kota Jogja dan Sekitarnya Kompak Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News