kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang bisnis industri farmasi tetap positif saat pandemi virus corona


Senin, 18 Mei 2020 / 16:05 WIB
Peluang bisnis industri farmasi tetap positif saat pandemi virus corona
ILUSTRASI. Kalbe Learning Center KONTAN/Baihaki/6/2/2019


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri farmasi tercatat tetap melakukan pengembangan bisnis bahkan ekspansi di tahun ini. Wabah covid-19 yang melanda dunia, ditengarai menjadi peluang bagi sektor bisnis ini dimana permintaan akan alat kesehatan dan multivitamin mengalami peningkatan.

Perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) misalnya, tetap melanjutkan rencana anggaran belanja modal (capex) perseroan yang telah ditetapkan awal tahun ini. Vidjongtius, Direktur Utama KLBF mengatakan bahwa capex perseroan saat ini tetap sama dengan rencana di awal tahun yakni Rp 1 triliun.

Baca Juga: Dapat restu pemegang saham, Kalbe Farma (KLBF) tebar dividen Rp 937 miliar

Penyerapannya untuk relokasi dan pembangunan pabrik baru, rinciannya yakni pembangunan relokasi pabrik baru dari entitas anak usaha PT Bintang Toedjoe dan PT Saka Farma ke Cikarang, serta pembangunan gudang untuk entitas anak usaha Enseval Putera Mega Trading dan Global Chemindo Megatrading.

"(Untuk relokasi) diperkirakan di semester kedua ini rampung," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat lalu (15/5). Sementara dari segi kapasitas produksi eksisting saat ini belum ada rencana penambahan lagi, lantaran masih memiliki ruang kapasitas yang cukup untuk menunjang kegiatan produksi.

Beberapa produk multivitamin Kalbe permintaannya di pasaran diakui manajemen meningkat hingga dua kali lipat saat pandemi di umumkan di Indonesia Maret lalu. Selain itu, penjualan produk herbal seperti Bejo Jahe Merah produksi anak usaha, PT Bintang Toedjo diperkirakan meningkat hingga 10%-15%.

Permintaan multivitamin yang laris turut dirasakan PT Phapros Tbk (PEHA). Perusahaan plat merah tersebut bahkan berencana memproduksi hingga 1 juta boks multivitamin merek Becefort di tahun 2020 ini.

Baca Juga: Phapros (PEHA) mengembangkan bisnis alat kesehatan

Perusahaan cukup agresif tahun ini dengan membidik pertumbuhan bisnis dobel digit. Disamping itu Zahmilia Akbar, Corporate Secretary PEHA mengatakan, perseroan juga menargetkan penambahan 12 produk, baik segmen alat kesehatan maupun obat resep di tahun ini.

Namun bicara soal capex, manajemen mengaku cukup berhati-hati dalam menganggarkannya saat ini. "Untuk capex belum dapat disampaikan, mengingat kondisi perekonomian dan fokus kami saat ini untuk mendukung pemerintah dalam menghadapi wabah covid-19," terang Zahmilia kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5).

Sebelumnya perusahaan dikabarkan menggunakan fasilitas pembiayaan bersama induk usahanya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebanyak Rp 1,35 triliun. Penggunaan fasilitas tersebut agar PEHA dapat memperoleh pembiayaan untuk modal kerja maupun pengembangan usaha.

Baca Juga: Ada corona, perusahaan multifinance merevisi target penyaluran pembiayaan tahun ini

Sementara itu, beberapa waktu lalu Verdi Budidarmo, Direktur Utama KAEF mengatakan perseroan melakukan efisiensi dari sisi capex, dimana tahun ini anggarannya menjadi Rp 1,44 triliun. Sebelumnya, perusahaan berencana mengalokasikan jumlah belanja modal sebesar Rp 1,98 triliun.

Pada tahun ini, KAEF fokus untuk mendukung pemerintah dalam menangani Covid-19 dalam bidang logistik obat, alat kesehatan, dan layanan kesehatan, hal ini menjadi peluang yang positif bagi perusahaan. Adapun tahun ini KAEF diketahui menargetkan pendapatan bersih tahun ini sebesar Rp 11,7 triliun, atau naik 24% dibandingkan pendapatan bersih tahun lalu Rp 9,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×