kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   18.000   0,94%
  • USD/IDR 16.256   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.202   -20,93   -0,29%
  • KOMPAS100 1.050   -6,02   -0,57%
  • LQ45 806   -4,19   -0,52%
  • ISSI 232   -0,69   -0,30%
  • IDX30 419   -2,69   -0,64%
  • IDXHIDIV20 490   -3,09   -0,63%
  • IDX80 118   -0,63   -0,53%
  • IDXV30 119   -1,69   -1,39%
  • IDXQ30 135   -0,48   -0,35%

Pemerintah Disarankan Tahan Ekspor Beras, Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri


Minggu, 27 April 2025 / 20:26 WIB
Pemerintah Disarankan Tahan Ekspor Beras, Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
ILUSTRASI. Memasuki masa panen raya, Presiden Prabowo Subianto membuka peluang Indonesia untuk mengekspor beras ke negara lain. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki masa panen raya, Presiden Prabowo Subianto membuka peluang Indonesia untuk mengekspor beras ke negara lain.

Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian, menilai jika pemerintah sebaiknya menahan dulu keputusan untuk ekspor beras ke luar negeri, khususnya untuk tipe beras medium.

"Apa lagi ketika kondisi daya beli masyarakat masih melemah, harga beras harus terjaga stabil, dari sisi supply dan distribusi yang efisien," terang Eliza kepada Kontan.co.id, Minggu (27/4)

Menurut catatan Eliza, potensi produksi beras tahun ini sekitar 34 juta ton. Jika konsumsi masyarakat Indonesia mencapai 31-32 juta ton, maka akan ada surplus beras kisaran 2-3 juta ton.

Baca Juga: Pengamat Pertanian Sebut Situasi Masih Amat Riskan bagi Indonesia untuk Ekspor

"Nah, tapi ini biasanya digunakan untuk cadangan pangan. 34 juta ton itu ideal untuk Indonesia," jelasnya.

Eliza mengingatkan bahwa Indonesia selama ini mengalami surplus beras meskipun tipis. Namun, nyatanya pemerintah pun masih tetap impor beras untuk cadangan pangan.

"Nah, sekarang cadangan pangannya sudah relatif aman. Maka sebaiknya diprioritaskan untuk pemenuhan dalam negeri," bubuhnya.

Kemudian, Eliza juga menjelaskan jika Indonesia umumnya memang sudah mengekspor beras ke luar negeri, khususnya beras tipe premium dan aromatik.

Untuk ekspor beras medium sendiri, Indonesia kurang menarik di mata konsumen, sebab secara harga masih kalah dari Thailand dan Vietnam yang cenderung lebih murah.

Baca Juga: Prabowo Izinkan Indonesia Ekspor Beras ke Sejumlah Negara

Menurut Eliza, ekspor beras medium juga sebaiknya tidak dilakukan. Namun, untuk ekspor beras aromatik sendiri perlu untuk dikembangkan.

Eliza kemudian berpesan kepada pemerintah, bahwa Indonesia perlu berhati-hati dalam menggenjot ekspor beras premium.

"Beras medium jadi langka karena medium dicampur dengan beras premium. Kalau beras medijm dicampur premium, suppy beras medium jadi berkurang. Nanti bisa mengerek harga," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×