Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Perindustrian belum mengoreksi target pertumbuhan industri semester II 2011 kendati terjadi krisis ekonomi di Eropa dan Amerika. Industri dalam negeri berbasis manufaktur masih ditargetkan bisa tumbuh sebesar 6,5% hingga akhir tahun.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat yakin krisis Eropa dan Amerika Serikat belum berdampak signifikan terhadap Indonesia. Seberapa besar dampak krisis finansial Eropa dan Amerika Serikat, Hidayat masih belum tahu. "Secara ad hoc teman-teman ekonom masih menghitungnya," ujar Hidayat, Jumat (30/9).
Hidayat yakin secara fundamental Indonesia masih kuat. Kendati demikian, dia mengatakan, pemerintah harus tetap mempertimbangan ketahanan sektor riil.
Untuk mendongkrak sektor riil ini, Hidayat meminta dunia usaha tidak mengekspor bahan mentah. "Kita harus berorientasi pada volume ekspor yang tinggi, tapi ada value added-nya," paparnya.
Dia juga meminta Bank Indonesia mempertahankan nilai tukar pada kisaran Rp 8.800-Rp 8.900 per dollar. Dengan kisaran tersebut, dia menilai kinerja ekspor-impor Indonesia tidak akan berlangsung pada level yang terlalu murah.
Selain itu, dia berharap bank sentral tidak memangkas suku bunga acuan Bank Indonesia. Menurutnya, setiap platform investasi yang dibawa oleh calon penanam modal itu mempertimbangkan persentase BI Rate. "Bagi investor, investasi itu datang kalau BI Rate menarik," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News