Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah mengusulkan tambahan alokasi subsidi untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam RAPBN-P 2009 sebesar Rp 774,46 miliar.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, tambahan subsidi untuk BBN ini perlu dialokasikan dalam RAPBN-P 2009 kalau harganya lebih tinggi daripada harga BBM.
"Pemerintah mengusulkan supaya dianggarkan sekitar Rp 1.000 per liter BBN," kata Purnomo, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kamis (29/1).
Formula perhitungan subsidinya adalah, indeks harga rata-rata BBN Asia Tenggara ditambah Indeks harga BBN Domestik dibagi 2, sehingga muncul angka subsidi Rp 1.000 per liter.
Usulan tambahan subsidi ini menurut Purnomo karena pemerintah ingin melakukan diversifikasi energi sehingga tidak terlalu bergantung pada BBM, meski harganya sekarang cukup rendah.
Selain faktor diversifikasi energi dan situasi global, alasan lainnya adalah banyaknya produsen BBN yang terpaksa mengurangi atau menghentikan pasokan BBN untuk Pertamina. Selain itu, harga BBN yang lebih tinggi daripada harga BBM membuat pemerintah mengusulkan tambahan subsidi tersebut ke DPR.
Dalam catatan usulan tambahan subsidi yang diajukan ke DPR, rinciannya adalah untuk bio premium dengan campuran BBN sebanyak 1%, sebanyak 194.444 kilo liter yang membutuhkan tambahan subsidi Rp 194,4 miliar.
Untuk bio solar dengan campuran BBN sebanyak 5%, volumenya sebanyak 580.025 kilo liter dengan tambahan subsidi sebesar Rp 580,02 miliar. Sehingga total volume BBN yang akan diberikan subsidi adalah 774.469 kilo liter dengan total tambahan subsidi Rp774,46 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News