Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan tambang batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM), terbilang lesu hingga kuartal tiga kemarin. Emiten anggota indeks Kompas100 ini, berupaya mencari cara agar kinerja keuangan dan operasionalnya membaik.
Mengutip laporan keuangan, pendapatan HRUM turun 14,02% (yoy) dari US$ 232,96 juta di kuartal III-2018 menjadi US$ 200,28 juta di kuartal III-2019. Laba bersih perusahaan juga merosot 29,43% (yoy) dari US$ 22,73 juta di kuartal III-2018 menjadi US$ 16,04 juta di kuartal III-2019.
Baca Juga: Pemerintah menurunkan PPh badan produsen batubara dari 45% menjadi 25%
Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara menyampaikan, penurunan harga batubara cukup memukul kinerja HRUM hingga bulan September lalu.
Makanya, perusahaan akan terus menjalankan strategi efisiensi produksi dengan mengendalikan biaya operasional. “Ini dilakukan untuk mengurangi dampak harga jual yang lebih rendah,” kata dia, Kamis (21/11).
Upaya efisiensi sebenarnya sudah membuahkan hasil. Ini terlihat dari nilai beban pokok penjualan HRUM yang berkurang 6,68% (yoy) menjadi US$ 147,89 juta di kuartal tiga lalu. Di samping itu, beban penjualan HRUM juga menyusut 25,46% (yoy) menjadi US$ 11,27 juta ton.
HRUM juga masih akan memacu pendapatan ekspor. Sebab, Ray menilai kondisi pasar batubara global sebenarnya masih stabil meski terjadi penurunan harga. Alhasil, potensi permintaan batubara yang tinggi dari negara-negara lain masih terbuka.
Baca Juga: PTBA dan PLN bidik tambang PKP2B
Sekadar catatan, pendapatan ekspor HRUM anjlok 14,72% (yoy) menjadi US$ 189,09 juta pada kuartal tiga lalu.
Ray menyebut, sejauh ini negara yang menjadi tujuan ekspor batubara HRUM meliputi China, India, Bangladesh, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang.