kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerimaan negara dari sektor hulu migas capai Rp 96,7 triliun pada semester I


Minggu, 18 Juli 2021 / 19:41 WIB
Penerimaan negara dari sektor hulu migas capai Rp 96,7 triliun pada semester I
ILUSTRASI. Anjungan pengeboran?(jack-up) Rig Hakuryu-14 PT?Pertamina Hulu Mahakam.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga semester I 2021, sektor hulu migas mencatatkan penerimaan negara sebesar US$ 6,67 Miliar atau setara Rp 96,7 triliun.

Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, tingginya penerimaan negara itu tidak terlepas dari harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh di tahun 2020 lalu.

"Seperti juga dirasakan oleh sektor lain, pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang cukup berat bagi industri hulu migas. Namun SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menghadapi pandemi ini dengan melakukan usaha-usaha yang kreatif. 

Baca Juga: SKK Migas: Petrochina Jabung menanti perpanjangan kontrak kerja sama

Syukur pada Semester I tahun 2021 ini kami berhasil memberikan penerimaan negara yang optimal," ujar Dwi dalam kegiatan Jumpa Pers Kinerja Hulu Migas Semester I tahun 2021, Jumat (16/7).

Dengan capaian saat ini, Dwi menyakini penerimaan negara dari sektor hulu migas pada akhir tahun 2021 akan mencapai sebesar Rp154 triliun.

Dwi menjelaskan, tingginya penerimaan negara tidak lepas dari harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh di tahun 2020 lalu. "Harga ICP (Indonesian Crude Price) menunjukkan kenaikan, bahkan per Juni 2021 mencapai US$ 70,23/barel.

Momentum ini akan kami gunakan secara maksimal untuk mendorong KKKS agar lebih agresif dalam merealisasikan kegiatan operasi," tambah Dwi.

Baca Juga: ENI hampir pasti caplok hak partisipasi Chevron di Indonesia Deepwater Development

Dwi memastikan, upaya menggenjot penerimaan negara dilakukan lewat optimalisasi kegiatan dan biaya. Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui pemilihan prioritas kegiatan work order dan maintenance routine da inspection, efisiensi general administration khususnya akibat adanya pembatasan kegiatan.

"Upaya ini berhasil membuat biaya per barel pada Semester - I tahun 2021 sebesar US$12,17/BOE, lebih rendah dibandingkan Semester - I tahun 2020 sebesar US$13,71/BOE," tandas Dwi.

Selanjutnya: Idul Adha saat PPKM Darurat, Pertamina pastikan pasokan BBM, LPG, dan avtur aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×