kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Kebutuhan teknologi jadi faktor harga listrik PLTSa mahal


Kamis, 24 Juni 2021 / 18:00 WIB
Pengamat: Kebutuhan teknologi jadi faktor harga listrik PLTSa mahal
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga sampah


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kajiannya menyebutkan  untuk DKI Jakarta besaran tipping fee yang harus ditanggung mencapai Rp 470,52 miliar per tahun dengan total pengolahan sampah mencapai 2.200 ton per hari. 

Sementara itu, Jawa Barat harus menanggung tipping fee mencapai Rp 316,87 miliar per tahun untuk volume sampah mencapai 1.820 ton per hari. Adapun, Pemda Semarang harus menanggung tipping fee sebesar Rp 259,51 miliar untuk 900 ton sampah per hari.

Sejumlah daerah lain juga diharuskan menanggung tipping fee setiap tahun yang besarannya beragam dengan kisaran Rp 130 miliar per hingga Rp 150 miliar dengan volume sampah beragam.

Fabby mengungkapkan, sumber pendapatan bagi investor selain tipping fee yakni dari penjualan listrik. Dengan total kapasitas 15 proyek pada 12 daerah sekitar 200an MW, maka jumlah tersebut dinilai tidak terlalu besar.

Baca Juga: Ini progres 15 proyek PLTSa yang bakal masuk RUPTL 2021-2030

"Jadi gak terlalu besar (kapasitas) sehingga buat PLN mungkin mikir-mikir juga buat beli dengan harga segitu," imbuh Fabby.

Untuk itu, dia menilai pemerintah juga perlu mempertimbangkan PLN. Nantinya, dengan masuknya seluruh pembangkit PLTSa yang ada maka dapat dihitung seberapa besar kenaikan biaya operasi pembangkit oleh PLN.

"Selisih ata tambahan biaya yang timbul dari masuknya PLTSa nantinya dapat dihitung apakah diberikan kompensasi apa subsidi," pungkas Fabby.

Selanjutnya: Vale Indonesia (INCO) teken kerjasama proyek fasilitas pengolahan nikel Bahodopi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×