Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Sektor kesehatan sendiri masih menarik karena segmen bisnis yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudian, bisnis properti dan rumah sakit akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). Dengan memperbesar recurring income perusahaan akan lebih stabil.
LPKR berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir 2019 tercatat sebagai pengembang properti dengan aset paling jumbo, mencapai Rp56,8 triliun. Nilai aset LPKR mengalahkan Bumi Serpong Damai yang tercatat memiliki aset sebesar Rp53,3 Triliun.
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) tuntaskan Tap Issue senilai US$ 95 juta
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, perusahaaan akan terus mengoptimalisasi portofolio properti demi meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Juga, agar kepemilikan aset perseroan semakin bertambah.
"Kami terus bekerja mengelola aset-aset kami secara proaktif untuk meningkatkan valuasi, mengidentifikasi peluang investasi, serta meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham," ucap John Riady, CEO LPKR.
Seperti diketahui, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melalui keterbukaan informasi menyampaikan manajemen akan fokus dalam pengembangan bisnis inti.
Lippo Karawaci antara lain akan memperluas produk Urban Homes, mempercepat pendapatan pra penjualan, meningkatkan kualitas pelayanan di lini bisnis kesehatan dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dalam bisnis ritel mal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News