Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina meminta tambahan kuota solar subsidi di sisa akhir tahun ini sebanyak 1,2 juta kiloliter (KL) karena tren konsumsi meningkat signifikan di sepanjang 2023.
Di tahun ini Pertamina mendapatkan kuota BBM solar subsidi sebanyak 16,8 juta KL atau lebih rendah dari realisasi penyaluran 2022 sebesar 17,5 juta KL. Berdasarkan prognosa Kementerian ESDM kebutuhan solar subsidi di tahun ini sebesar 18 juta KL sehingga dibutuhkan tambahan kuota sebanyak 1,2 juta KL.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menjelaskan kenaikan konsumsi BBM solar subsidi di tahun ini karena Indonesia telah melewati masa pandemi sehingga aktivitas masyarakat tinggi.
Di sisi lain, pola konsumsi BBM solar pasti meningkat karena kegiatan transportasi pengangkutan barang di akhir tahun cenderung ramai. Komaidi menilai saat ini pilihan Pertamina tidak terlalu banyak selain mengajukan tambahan kuota solar subsidi ke pemerintah.
Baca Juga: Kementerian BUMN: Belum Ada Mitra Baru di Kilang Tuban
“Jika tidak ada penambahan kuota tentu akan ada penjatahan BBM di sisa waktu tahun ini. Sementara sisa waktu ini merupakan periode kritikal karena menuju Natal dan tahun baru,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).
Di masa Natal dan tahun baru, lanjut Komaidi, perlu dipersiapkan stok BBM yang lebih memadai, jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi kepanikan. Apalagi menuju tahun politik, bisa jadi persoalan ini akan menjadi isu liar.
Dia tidak memungkiri, selalu ada potensi penyelewengan pada produk-produk subsidi. Apalagi saat ini terjadi disparitas harga yang cukup besar antara BBM yang disokong pemerintah dengan produk yang harganya dilepas ke pasar.
Maka itu, diperlukan pengawasan ketat dari pemerintah untuk melindungi pihak yang berhak mendapatkan.
Baca Juga: Pertamina Sebut Produksi Minyak di Sejumlah Lapangan Migas di Luar Negeri Naik
“Namun efektivitas program BBM Subsidi Tepat Sasaran tergantung pada beberapa hal. Saat ini landasan aturan melalui revisi Perpres 191 Tahun 2014 saja belum selesai, pendataan di My Pertamina juga belum selesai 100%,” imbuhnya.
Komaidi berharap, supaya penyaluran solar subsidi lebih tepat sasaran, Pertamina bisa segera melakukan percepatan program ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News