kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat UGM: Harga BBM subsidi dan non-subsidi seharusnya bisa turun


Jumat, 13 Maret 2020 / 20:26 WIB
Pengamat UGM: Harga BBM subsidi dan non-subsidi seharusnya bisa turun
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak kendaraan di SPBU Pertamina, Cikini, Jakarta, Selasa (4/2). PT Pertamina (Persero) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada periode tahun 2019. Perolehan laba bersih Pertamina di tahun lalu diproyeksikan hanya US$ 2,1


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

"Variabel terbesar harga BBM non-subsidi adalah harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia turun, Pertamina harus segera menurunkan harga BBM non-subsidi," ungkap Fahmy, Jumat (13/3).

Lebih lanjut, di sektor hilir Pertamina bisa dibilang merupakan pemimpin pasar karena memiliki banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Asyik, Harga BBM Berpeluag Turun Jika Harga Minyak Anjlok

Dengan begitu, sangat mungkin apabila Pertamina menurunkan harga BBM non-subsidi, maka perusahaan-perusahaan SPBU asing juga ikut menurunkan harga jual produk BBM-nya.

Fahmy juga menilai, dengan posisi harga minyak dunia yang cukup rendah, bukan masalah bagi pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi seperti solar dan premium.

Hal ini justru bisa mendukung pemulihan daya beli masyarakat Indonesia yang sekarang terancam akibat perlambatan ekonomi global. "Penurunan harga BBM subsidi dan non-subsidi bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kelak," papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×