kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.864   -29,00   -0,17%
  • IDX 6.728   48,73   0,73%
  • KOMPAS100 970   4,95   0,51%
  • LQ45 754   3,74   0,50%
  • ISSI 214   1,54   0,73%
  • IDX30 391   1,47   0,38%
  • IDXHIDIV20 471   2,90   0,62%
  • IDX80 110   0,38   0,35%
  • IDXV30 115   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Pengembangan Soekarno Hatta terganjal lahan


Senin, 26 Maret 2012 / 08:28 WIB
Pengembangan Soekarno Hatta terganjal lahan
ILUSTRASI. Produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan laba bersih Rp 8,5 triliun pada 2020 atau merosot 37,5% year on year


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pembagunan landas pacu (runway) dan terminal penumpang ke empat bandara internasional Soekarno Hatta (Soetta) terganjal pembebasan lahan. Proyek PT Angkasa Pura II (AP II) senilai Rp 4,25 triliun ini ini kini terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Tangerang dan Pemerintah Provinsi Banten untuk membicarakan pembebasan lahan ini. Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengungkapkan, untuk pembangunan runway dan terminal penumpang, AP II memerlukan lahan seluas 830 hektare (ha). Sesuai grand design-nya, lahan pengembangan itu berada di sebelah utara terminal II Bandara Soekarno-Hatta. "Kami belum bisa memutuskan kelanjutan pembangunannya. Hingga saat ini baru sekitar 80 hektare yang dibebaskan," ujarnya akhir pekan lalu. Alhasil, masih ada sekitar 750 ha lahan yang harus dibebaskan. Tri Sunoko menjelaskan, pembangunan runway ketiga menjadi satu kesatuan dengan pembangunan terminal keempat. Jika hanya dibangun runway ketiga, proyek ini tidak akan efektif karena kapasitas pergerakan penumpang masuh akan terbatas. Sebaliknya, jika hanya dibangun terminal penumpang keempat, harus ada runway ketiga sebagai penyeimbang kepadatan penumpang. "Kami berharap sebelum 2013 sudah diputuskan apakah runway ketiga dan terminal keempat bisa dibangun atau tidak. Jika memang sulit, solusinya harus mencari alternatif bandara baru," ujarnya. Tahun ini, pekerjaan fisik lain yang tengah dilakukan PT Angkasa Pura II adalah merevitalisasi jalan akses utama dari dan menuju terminal (P1 dan P2). Yakni dengan menambah badan jalan dari dua lajur menjadi masing-masing tiga lajur sepanjang sepanjang 5,5 kilometer. "Targetnya pertengahan 2012 ini, kita akan lakukan ground breaking proyek pengembangan awal Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Tri Sunoko. Sekadar informasi, pengembangan runway ketiga dan terminal keempat masuk dalam program ekspansi Bandara Soekarno Hatta tahap kedua. Ekspansi tahap pertama merupakan optimalisasi dan rekonfigurasi runway pertama dan kedua, termasuk pembangunan terminal ketiga. Adapun total dana yang dibutuhkan cukup besar, mencapai Rp 11,75 triliun. Tingkatkan penumpang Ignatius Bambang Tjahjono, Direktur Kebandarudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) mengungkapkan, dalam grand design pengembangan Bandara Soekarno Hatta, rekonfigurasi runway pertama dan kedua menjadikan kapasitas apron meningkat dari sebelumnya hanya 125 pesawat menjadi 174 pesawat. Sementara pengembangan terminal III membuat kapasitas tampung naik, dari 4 juta menjadi 25 juta penumpang per tahun. "Adapun revitalisasi terminal I membuat kapasitas tampung naik dari 9 juta menjadi 18 juta penumpang per tahun," ujarnya. Menurutnya, revitalisasi terminal II membuat kapasitas tampung naik dari 9 juta menjadi 19 juta penumpang per tahun. Selanjutnya untuk pembangunan cargo village, menjadikan kapasitas kargo naik dari 400.000 menjadi 1,2 juta ton per tahun, dan kapasitas tampung penumpang menjadi 62 juta orang per tahun. Sedangkan untuk ekspansi tahap kedua pembangunan runway ketiga dan terminal keempat, kapasitas apron bertambah 234 pergerakan per jam. Sementara kapasitas tampung penumpang bertambah 25 juta orang per tahun. Sementara itu, menurut Tengku Burhanuddin, Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), pembangunan landas pacu ketiga di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) sudah sangat mendesak karena pergerakan pesawat di dua runway yang ada sudah melewati kapasitas ideal. "Kepadatan di bandara selama ini juga menjadi faktor utama banyaknya terjadi delay," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×