kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penghapusan bea masuk tak lantas turunkan harga kedelai


Minggu, 09 Januari 2011 / 18:00 WIB
Penghapusan bea masuk tak lantas turunkan harga kedelai


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah menurunkan bea masuk impor untuk beberapa komoditas seperti terigu, pakan ternak, beras dan kedelai untuk menjaga harga. Selain itu, untuk menambah produksi, pemerintah juga akan menambah jumlah areal tanam komoditas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan menjelang kuartal IV tahun 2010 sampai saat ini ada tren kenaikan harga pangan dunia yang cukup besar. Karenanya, "Kita lakukan suatu kebijakan fiskal untuk perdagangan, bea masuk untuk komoditas pangan seperti terigu, kedelai, dan pakan ternak kita nol kan," ujarnya sesuai rapat koordinasi pangan akhir pekan lalu.

Menteri Pertanian Suswono menambahkan, selain kebijakan fiskal, untuk meningkatkan produksi, akan ada 2 juta hektar lahan tambahan. "Apakah ini dari masyarakat, BUMN maupun swasta, ini nanti akan dibicarakan lagi," ujarnya. Lahan 2 juta hektar ini, rinciannya sebanyak 500.000 hektar untuk lahan tebu, 500.000 ha untuk kedelai dan 1 juta hektar untuk lahan padi.

Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini mengatakan langkah pemerintah untuk melakukan perluasan areal kedelai sebenarnya cukup bagus. Tapi, menurutnya perluasan lahan ini masih kurang. Alasannya, tingkat produktifitas kedelai kita hanya 1 juta ton per hektar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional 2,4 juta ton dibutuhkan lahan 2,4 juta hektar.

Untuk saat ini, kata Benny luas areal panen kedelai hanya sekitar 700.000 hektar. "Jadi masih kurang 1,7 hektar untuk bisa memenuhi kebutuhan kedelai nasional," jelasnya kepada KONTAN Minggu (9/1).

Tapi, Benny tidak setuju dengan adanya penghapusan bea masuk impor kedelai. Alasannya, "Penghapusan bea masuk impor kedelai tidak pro petani. Kalau ingin mendorong agar petani bergairah menanam kedelai sebaiknya bea masuk impor tetap dikenakan," ungkapnya.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Sutaryo juga menilai, penghapusan bea masuk impor kedelai untuk saat ini tak akan serta merta menekan harga kedelai. Pasalnya, "Harga kedelai internasional sudah naik tinggi karena suplai dunia menurun," ungkapnya kepada KONTAN.

Sebagai gambaran saja, sejak pertengahan tahun 2010 lalu hingga saat ini harga kedelai sudah naik dari Rp 4.500 per kg menjadi Rp 6.000 per kg. Artinya, kenaikan harga kedelai sudah mencaai 33% hanya dalam waktu enam bulan.

Sutaryo bilang, sampai saat ini para pengrajin tempe tahu memang belum menaikkan harga jual produk ataupun mengurangi ukuran produknya. Tapi, "Kalau harga kedelai sudah diatas Rp 6.000 per kg, pengrajin tempe akan menaikkan harga atau memperkecil ukuran produknya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×