Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha sewa kendaraan menyambut lonjakan permintaan dari momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Organisasi Pengusaha Rental Kendaraan Indonesia (Asperda) memperkirakan permintaan rental selama periode Nataru 2025/2026 akan meningkat sekitar 50%–60% dibandingkan libur biasa.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asperda, Erwin Suryana menjelaskan bahwa perbandingan libur biasa yang dimaksud mencakup libur tanggal merah, akhir pekan, maupun libur panjang akhir pekan (long weekend).
Menurut analisis data dari anggota Asperda, potensi permintaan sewa pada Nataru kali ini mencapai sekitar 2.300–2.700 unit kendaraan.
Baca Juga: Program Diskon Belanja Jelang Nataru Belum Cukup Kuat Dorong Konsumsi
Jumlah itu terutama berfokus pada rental kendaraan secara Business-to-Consumer (B to C) atau segmen ritel. Erwin bilang, kendaraan yang biasanya paling diminati adalah jenis Multi-Purpose Vehicle (MPV) dan mikrobus.
Erwin melanjutkan, permintaan sewa kendaraan terdongkrak oleh perbaikan infrastruktur darat, terutama di daerah Jawa dan Sumatera. Hal ini mendorong perilaku masyarakat menggunakan transportasi darat, sehingga berpotensi mengerek sewa kendaraan.
"Sementara untuk pulau-pulau lainnya juga diperkirakan akan meningkat karena pemudik yang naik pesawat atau kapal laut membutuhkan sewa kendaraan pada saat sudah tiba di kampungnya," kata Erwin kepada Kontan.co.id, Rabu (26/11/2025).
Asperda memperkirakan puncak arus kendaraan saat Nataru terjadi pada 19–20 Desember 2025, dengan mempertimbangkan hari terakhir kerja sebelum libur Natal. Sementara puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada 3–4 Januari 2026.
Erwin menjelaskan, durasi sewa kendaraan periode Nataru pada umumnya berlangsung dengan kontrak harian dan mingguan. "Sewa harian yang dimaksud pemakaiannya rata-rata lebih dari satu hari, antara dua atau tiga hari," jelas Erwin.
Baca Juga: Kuota LPG Ditambah 350.000 Ton, Bahlil Pastikan Pasokan untuk Nataru Aman
Saat ini terdapat 932 perusahaan rental kendaraan dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Asperda. "Sedapat mungkin persiapkan secara lebih well prepared. Selain soal bisnis, fokus pada keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan perjalanan masyarakat pengguna jasa," imbau Erwin.
Pengusaha rental kendaraan dengan fokus B2C mulai merasakan lonjakan permintaan. Pendiri Trans Bhinneka Indonesia, Joko Hariyanto menyampaikan beberapa unit besar seperti jenis big bus dan medium bus sudah habis dipesan (full booked) untuk momen libur Natal.
"Mereka sudah jauh hari memesan, unit yang tersisa tinggal mobil kecil. Nataru biasanya kami mengalami kenaikan 25%–30%. Kami saat ini beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Lampung, dan Jambi dengan bekerja sama travel lokal," kata Joko saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/11/2025).
Tak hanya dari warga lokal, pemesan rental juga berasal dari pelanggan asing seperti Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Eropa. Dus, lonjakan permintaan rental kendaraan saat Nataru juga terkait dengan pertumbuhan di sektor pariwisata.
Segmen B to B Masih Stabil
Berbeda dari segmen B to C atau ritel yang terdongkrak momen Nataru, bisnis rental kendaraan untuk segmen korporasi alias business to business (B to B) masih stabil. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mengamini kondisi tersebut.
Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengungkapkan strateginya masih berfokus pada rental kendaraan jangka panjang. ASSA menyasar target pasar di segmen B to B.
Baca Juga: Kemendag Siapkan Tiga Program Diskon Belanja Nasional Jelang Nataru 2025/2026
"Sehingga tidak berdampak terhadap fluktuasi permintaan yang sesaat. Untuk masa Nataru, ASSA tidak menyiapkan strategi khusus karena bukan target market," kata Prodjo kepada Kontan.co.id, Kamis (27/11/2025).
Hal senada disampaikan oleh General Manager Corporate Communications & Sustainability MPMX Natalia Lusnita. Ia menyampaikan hingga saat ini fokus bisnis MPMRent masih pada segmen B to B. Dus, MPMX juga tidak menyiapkan strategi dan target khusus untuk memetik peluang lonjakan rental saat masa Nataru.
"Untuk bisnis rental MPMRent fokusnya adalah B to B, sehingga tidak ada dampak signifikan menjelang Nataru, karena bisnis rentalnya berdasarkan kontrak jangka menengah dan panjang," kata Natalia.
Selanjutnya: Upaya Mendominasi Pasar Asia Tenggara, TikTok Genjot Ekosistem Kreator Live
Menarik Dibaca: 5 Vitamin Penghilang Flek Hitam di Wajah, Salah Satunya Vitamin B3
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













