Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Penjualan benih jagung hibrida milik PT Bisi International Tbk (BISI) kuartal II turun 32% dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan terjadi karena belum datangnya musim tanam jagung di kawasan perkebunan jagung.
Doddy Wiratmoko, Market Development Corn Seed Manager PT Tanindo Intertraco, selaku distributor BISI mengatakan, musim tanam besar untuk jagung biasanya daatang pada pertengahan tahun hingga akhir tahun. "Kuartal II lalu bukan musim tanam jagung," kata Doddy, akhir pekan lalu.
Kuartal II tahun ini, penjualan benih jagung milik BISI tercatat hanya 1.700 ton, atau turun penurunan 32% dibandingkan kuartal I sebelumnya yang mencapai 2.500 ton. Meski demikian, manajemen optimistis penjualan benih kuartal III dan IV benih jagung akan melonjak seiring masuknya musim tanam.
Doddy memproyeksikan, kuartal III ini penjualan benih jagung bisa mencapai 3.500 ton-5.000 ton. Catatan saja, bulan Juli ini, beberapa daerah di Jawa Timur telah memasuki masa tanam. Dilanjutkan pada Agustus sampai November beberapa wilayah di Luar Jawa seperti Sumatera dan Sulawesi mulai melakukan penanaman.
Siklus panen jagung dalam negeri terbagi menjadi dua periode, yakni antara Februari-April dan September-Oktober. Mayoritas atau sekitar 55%-60% produksi jagung lokal dihasilkan pada periode awal, sedangkan sisanya pada periode kedua.
Penjualan benih jagung ini masih menjadi andalan pendapatan BISI. Meski tidak merinci, namun Doddy bilang, dari tiga unit usaha yang dinaungi Bisi, yakni penjualan benih jagung dan padi, benih sayur dan hortikultura, serta pestisida, sebanyak 40% berasal dari penjualan benih jagung.
Doddy mengklaim, produksi benih jagung Bisi merupakan nomor satu di Indonesia. Dari sekitar 36 juta kg kebutuhan benih jagung hibrida nasional, sebanyak 18 juta kg atau 50% disuplai dari Bisi International.
JAKARTA. Penjualan benih jagung hibrida milik PT Bisi International Tbk (BISI) kuartal II turun 32% dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan terjadi karena belum datangnya musim tanam jagung di kawasan perkebunan jagung.
Doddy Wiratmoko, Market Development Corn Seed Manager PT Tanindo Intertraco, selaku distributor BISI mengatakan, musim tanam besar untuk jagung biasanya daatang pada pertengahan tahun hingga akhir tahun. "Kuartal II lalu bukan musim tanam jagung," kata Doddy, akhir pekan lalu.
Kuartal II tahun ini, penjualan benih jagung milik Bisi tercatat hanya 1.700 ton, atau turun penurunan 32% dibandingkan kuartal I sebelumnya yang mencapai 2.500 ton. Meski demikian, manajemen optimistis penjualan benih kuartal III dan IV benih jagung akan melonjak seiring masuknya musim tanam.
Doddy memproyeksikan, kuartal III ini penjualan benih jagung bisa mencapai 3.500 ton-5.000 ton. Catatan saja, bulan Juli ini, beberapa daerah di Jawa Timur telah memasuki masa tanam. Dilanjutkan pada Agustus sampai November beberapa wilayah di Luar Jawa seperti Sumatera dan Sulawesi mulai melakukan penanaman.
Siklus panen jagung dalam negeri terbagi menjadi dua periode, yakni antara Februari-April dan September-Oktober. Mayoritas atau sekitar 55%-60% produksi jagung lokal dihasilkan pada periode awal, sedangkan sisanya pada periode kedua.
Penjualan benih jagung ini masih menjadi andalan pendapatan Bisi. Meski tidak merinci, namun Doddy bilang, dari tiga unit usaha yang dinaungi Bisi, yakni penjualan benih jagung dan padi, benih sayur dan hortikultura, serta pestisida, sebanyak 40% berasal dari penjualan benih jagung.
Doddy mengklaim, produksi benih jagung Bisi merupakan nomor satu di Indonesia. Dari sekitar 36 juta kg kebutuhan benih jagung hibrida nasional, sebanyak 18 juta kg atau 50% disuplai dari Bisi International.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News