Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri motor tak ketinggalan merasakan kelesuan pasar selama paruh awal tahun. Lesunya ekonomi masyarakat mendorong turun penjualan motor dalam periode ini.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatatkan, penjualan motor domestik selama semester I-2025 mencapai 3.104.629 unit, turun 2,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat tren bulanannya, penjualan konsisten turun sejak Februari hingga ujung paruh pertama tahun.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang mendorong lemahnya penjualan motor semester I-2025 ini.
Pertama, sama halnya dengan berbagai sektor lain, terkait daya beli. Sebagaimana daya beli masyarakat menurun, tentu pembelian motor yang tak termasuk kebutuhan primer tak bisa leluasa dilakukan.
Baca Juga: AHM Raih Penjualan 1.125 Unit Motor di GIIAS 2025, Honda PCX160 Roadsync Paling Laris
Kedua, terkait pemberian kredit yang tak mulus. Sigit bilang lebih dari 60% pembeli motor melakukan pembelian dengan mengandalkan fasilitas kredit. Sayangnya, selama periode ini, banyak pengajuan kredit yang tak diterima bank.
“Banyak konsumen yang kurang bisa memenuhi standar-standar dari pemberi kredit, sehingga banyak yang ditolak permintaannya,” kata Sigit kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).
Lalu yang ketiga, terkait faktor masa libur di tengah terganggunya masa panen. Pada masa libur, masyarakat umumnya menyisihkan pengeluaran untuk berlibur. Terganggunya masa panen yang membuat ekonomi lebih sulit pada gilirannya membuat masyarakat tak bisa menyisihkan pengeluaran lagi.
Ekspor Masih Tumbuh
Di sisi lain, penjualan motor ekspor justru berhasil menghasilkan performa lebih baik. Data AISI menunjukkan terjadi peningkatan penjualan ekspor motor sebesar 11,83% dari tahun lalu selama periode ini menjadi sebanyak 268.743 unit.
Menurut Sigit, pertumbuhan tersebut tak mengherankan karena pada dasarnya produk tanah air punya daya saing. Pun, Indonesia sendiri menjadi negara produsen terbesar ketiga sedunia.
“Produk kita lebih kompetitif. Secara kualitas kita sudah diakui dunia otomotif global,” jelas dia.
Ia menyebutkan, saat ini pasar ekspor utama masih ke negara ASEAN dan Asia Tengah. Di luar itu, ia bilang masih ada juga pasar prospektif yang belum tergarap maksimal, misalnya Amerika Latin.
Baca Juga: Penjualan Sepeda Motor Tahun 2025 Diprediksi Stagnan, Ini Penyebabnya
Meski bertumbuh, ia menegaskan bahwa pasar domestik tetap menjadi pasar utama bagi sepeda motor. Maklum, jika dibandingkan penjualan ekspor memang hanya kisaran 8% dari penjualan domestik.
Pun, Sigit bilang, masih ada peluang perbaikan di paruh akhir tahun. Sejumlah faktor yang bisa mendorong di antaranya terkait momentum panen raya kedua yang diharapkan mendorong kondisi ekonomi masyarakat, serta stimulus tambahan belanja dari pemerintah.
Di samping itu, ia juga menyoroti pameran Indonesia Motorcycle Show. Walau secara historis tak banyak mendorong pertumbuhan, pada dasarnya pameran tetap menjadi katalis positif bagi kinerja industri.
Sigit tak memasang proyeksi muluk untuk kinerja industri roda dua tahun ini. “Kemungkinan masih stabil,” pungkas dia.
Selanjutnya: Saham MEDC Menguat 5,53% Kamis (7/8), Catatkan Nilai Transaksi Rp 81,4 Miliar
Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Infused Water untuk Diet yang Bantu Turunkan Berat Badan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News