kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan telur infertil terkuak: Dijual setengah harga dan bahaya dikonsumsi


Rabu, 10 Juni 2020 / 11:48 WIB
Penjualan telur infertil terkuak: Dijual setengah harga dan bahaya dikonsumsi
ILUSTRASI. Ilustrasi telur infertil . ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Selasa (9/6/2020) kemarin, Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Tasikmalaya membongkar penjualan telur infertil di Kompleks Pasar Induk Cikubruk Tasikmalaya. Ada sejumlah fakta terkait kejadian ini, mulai penjual telur diperiksa polisi hingga penyitaan telur infertil sebagai barang bukti.

Apa itu telur infertil?

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Tasikmalaya Tedi Setiadi menjelaskan perihal telur infertil. "Telur infertil atau hatched egg (HE) atau tertunas itu nantinya bakal menjadi anak ayam dan biasanya kalau pada suhu yang cocok bisa menjadi anak ayam," tutur Tedi Setiadi.

"Tetapi, selama ini disimpan di ruangan tidak cocok, makanya pertumbuhannya tak sempurna. Telur infertil menjadi mati dan akhirnya membusuk," lanjut dia.

Baca Juga: Waspada telur ayam infertil cepat busuk, ini cara mudah membedakannya

Penjualan telur infertil ini, kata Tedi, melanggar Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam RAS dan Telur Konsumsi.

Dijual hampir setengah harga normal

Penjualan telur infertil di Tasikmalaya terbongkar berawal dari kecurigaan warga di Pasar Induk Cikubruk. Mereka menginformasikan, ada pedagang baru yang menjual telur hampir setengah dari harga normal. Harga telur ayam normal mencapai Rp 22.000 hingga Rp 24.000 per kilogram. Namun, pedagang tersebut menjual seharga Rp 15.000 per kilogram.

Baca Juga: Ternak ayam kampung: Modal kecil, bisa ciptakan ladang uang

"Awalnya kita mendapatkan laporan dari warga pasar yang memberitahukan ada salah satu pedagang telur baru di pinggir jalan yang menjual harga rendah Rp 15.000 sampai Rp 17.500," kata Tedi.

Saat petugas terjun dan melakukan pengecekan, rupanya telur yang dijual adalah telur infertil.  

Telur disita, pedagang diperiksa

Merujuk peraturan, sanksi peringatan tertulis, penghentian kegiatan, hingga penghentian kegiatan usaha akan diberikan pada mereka yang kedapatan menjual telur infertil. Polres Tasikmalaya saat ini memeriksa pedagang penjual telur infertil. Penjual rupanya berasal dari luar daerah yang telah lama tinggal di Tasikmalaya. Sedangkan barang bukti telur infertil disita petugas dan ditarik dari pasaran.

Baca Juga: Harga telur anjlok tajam, ini biang keroknya menurut peternak

Bahaya mengonsumsi telur infertil

Tedi mengemukakan, mengonsumsi telur infertil berbahaya bagi kesehatan. "Jika dikonsumsi jelas mengganggu kesehatan," tutur dia.

Selain membahayakan kesehatan, dalam prosesnya, biasanya telur melalui penyemprotan dengan zat kimia. "Telur infertil dilarang dijual karena sebelum dijual disemprot zat kimia terlebih dahulu dan zat kimia itu juga berbahaya jika dikonsumsi. Kami meminta agar masyarakat harus lebih bijak membeli, terutama dilihat dulu fisiknya jika harus melakukan pembelian lebih baik lagi harga normal saja dibanding harga miring," ungkap dia.

Baca Juga: Bisnis peternak unggas di ujung tanduk

Sumber: Kompas.com
(Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor : Aprillia Ika)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Terbongkarnya Penjualan Telur Infertil, Dijual Setengah Harga hingga Bahaya Mengonsumsinya"

Editor : Pythag Kurniati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×