Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kelapa sawit, yang menjadi tulang punggung ekspor pertanian Indonesia, kini dihantui oleh ancaman serius, yaitu penyakit penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah, mengungkapkan keprihatinan ini dalam Simposium Internasional Ganoderma di Bandung, yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan, Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia, dan BPDPKS.
Penyakit ini menghantui perkebunan rakyat di seluruh Indonesia, mencapai 46.767 hektar, terutama di Sumatra dengan luas 34.000 hektar yang telah masuk generasi kelima. Provinsi yang terkena meliputi NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bangka Belitung, Sumsel, Lampung, Kalteng, Kaltim, Kalbar, dan Sulbar.
Baca Juga: Upaya BPDPKS Mendukung Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Petani
Pemerintah telah berupaya memantau dan melaporkan perkembangan Ganoderma di semua provinsi melalui aplikasi sistem informasi pelaporan dan rekap data (sipereda OPT), serta mengendalikannya melalui aplikasi sistem informasi kesehatan tanaman (sinta).
"Meskipun demikian, tantangan besar tetap ada," ujar Andi dalam keterangannya, Selasa (30/1).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, Eddy Martono, menyebutkan bahwa industri kelapa sawit tidak hanya memberikan devisa besar dan lapangan kerja bagi 16,2 juta orang, tetapi juga menjadi penopang ekonomi nasional selama pandemi Covid. Namun, serangan Ganoderma menimbulkan ancaman serius terhadap keberlanjutan produksi kelapa sawit Indonesia.
Serangan Ganoderma tidak hanya memengaruhi perusahaan besar, tetapi juga merambah ke perkebunan rakyat. Upaya mitigasi seperti sanitasi, deteksi dini, dan rekayasa tanaman tahan Ganoderma belum memberikan hasil yang memuaskan. Kendati demikian, perlu adanya kerjasama yang erat antara pemerintah, pelaku industri, dan pakar perkebunan untuk menemukan solusi yang tepat.
Baca Juga: Dukung sawit berkelanjutan, Minamas Plantation luncurkan benih unggul iCalix