Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Tak hanya masuk ke holding hotel BUMN, HIN juga bakal berperan dalam holding pariwisata dan pendukung. Edwin Hidayat membeberkan, ada empat sub-klaster dalam holding pariwisata BUMN, yakni klaster airlines, klaster airport, klaster pariwisata, serta klaster aviasi services dan kargo.
Selain sebagai hotel operator, di sini HIN juga akan berperan sebagai demand management dan market penetration, termasuk penyediaan paket pariwisata. "Jadi dia yang akan melakukan fungsi integrasi dalam ekosistem pariwisata. Jadi nanti kerjasama dengan airline, airport, destinasi dan lainnya. Bundling produk, itu vehicle-nya holding adalah HIN," terang Edwin.
Iswandi pun menyambut baik keterlibatan HIN dalam holding pariwisata dan pendukung ini. Menurutnya, dengan keanggotaan di holding pariwisata, HIN akan menegaskan posisi di hospitality industry.
Tak hanya sebagai operator hotel, namun HIN juga berperan sebagai travel managemenet termasuk menyiapkan paket bundling wisata untuk turis domestik dan manca negara. Menurut Iswandi, hal ini akan berdampak positif sebagai bagian dari transformasi perusahaan dan diversifikasi bisnis.
Baca Juga: 11 Hotel Inna Group Dulu Milik BUMN Sekarang Milik Anak BUMN, Simak Konsekuensinya!
"Tentunya ini akan memperbesar lingkup HIN, bahwa HIN tidak hanya sebatas hotel, tapi sekarang sudah diversifikasi produknya ke industri hospitality lainnya," tutur Iswandi.
Dengan ini, sumber pendapatan (revenue stream) HIN pun bakal semakin mengucur. Baik dari operasional bisnis yang semakin luas, maupun dari dividen atas kepemilikan sahamnya. "Bisa dapat dari Wika Realty karena punya saham. Dapat dari HIG karena mayoritas, dan dari travel management karena dari produk kan ada margin," pungkas Iswandi.
Adapun, Holding Pariwisata dan Pendukung ini akan dipimpin oleh PT Survey Udara Nasional (Persero) atau Penas, yang sudah berubah nama menjadi PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Holding ini beranggotakan tujuh perusahaan, yakni Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, HIN, PT Garuda Indonesia Tbk, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), PT Sarinah (Persero) dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero).
Selanjutnya: WIKA menyuntik modal Rp 775 miliar ke Wika Realty untuk akuisisi hotel BUMN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News