kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang menguat, Asia Pacific Investama (MYTX) perkuat ekspor ke AS


Rabu, 17 Juli 2019 / 18:39 WIB
Perang dagang menguat, Asia Pacific Investama (MYTX) perkuat ekspor ke AS


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) melihat prospek bisnis yang positif dengan menguatnya perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS). Produsen benang dan kain mentah ini melihat ekspor ke AS punya peluang meningkat.

Manajemen mengatakan meski kondisi perekonomian cenderung bergejolak dengan adanya trade war, namun kondisi ini dapat dimaksimalkan perusahaan untuk masuk ke AS dimana produk China jadi terhambat.

"Prospek ekspor TPT tetap bagus karena saingan dari China yang ekspor ke AS berkurang akibat perang dagang," terang Carel Christanto, Direktur MYTX kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).

Adapun tanpa menyebutkan angka yang spesifik untuk regional Amerika, Carel bilang perseroan optimistis bahwa porsi ekspor keseluruhan dapat mencapai level 70% dari total sales perseroan tahun ini. Dimana diprediksi demand global bakal meningkat sampai akhir tahun nanti.

"Sudah beberapa tahun customers di luar negeri beli hand to mouth sehingga stok sedikit di pasar, sewaktu-waktu pasar bisa booming," kata Carel. Strategi meningkatkan ekspor juga menjadi keharusan, dimana persaingan di pasar domestik saat ini dirasakan tidak sehat.

Banyaknya produk tekstil impor yang masuk di Pusat Logistik Berikat (PLB) menjadi keluhan pelaku usaha TPT. Carel mengatakan keberadaan PLB harusnya dapat melakukan pengereman barang impor.

Yang disesalkan produsen manufaktur TPT ini, PLB juga digunakan untuk Angka Pengenal Importir (API) umum yang sebaiknya diperuntukan bagi API Produsen saja. Perusahaan juga mengaku harus berjuang dari banjirnya barang impor ilegal.

Di satu sisi, meski dapat kesempatan ekspor, adanya perang dagang dan perang tarif antara negeri tirai bambu dengan paman sam ini memaksa raksasa tekstil seperti China mencari pasar baru. Tak jarang China menerobos market di berbagai negara, salah satunya ke Indonesia dengan produksi murah dan variasi produk yang banyak.

Mengintip laporan keuangan MYTX, segmen penjualan produk yarn (benang) masih mendominasi revenue perseroan di tiga bulan pertama tahun ini, yakni senilai Rp 272 miliar atau sebesar 56% dari total revenue. Sementara pertumbuhan penjualan segmen ini negatif 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 339 miliar.

Kontribusi terbesar kedua disumbangkan oleh denim sebanyak 23% dari total revenue kuartal-I 2019 atau senilai Rp 111 miliar. Segmen ini pun mengalami penurunan 22% year on year (yoy). Sedangkan segmen penjualan grey mampu tumbuh mini 1,2% dari Rp 81 miliar di kuartal-I 2018 menjadi Rp 82 miliar di kuartal-I 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×