kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Perbanyak Pahala dengan Aplikasi Ibadah Muslim Selama Ramadan


Jumat, 21 Maret 2025 / 10:54 WIB
Perbanyak Pahala dengan Aplikasi Ibadah Muslim Selama Ramadan
ILUSTRASI. Nasabah milenial sedang membuka rekening Bank Mandiri Syariah melalui smartphone di salah satu cafe di Jakarta, Rabu (8/1). Bank Mandiri Syariah memmudahkan masyarakat utnuk membuka rekening secara online yang dapat diakses melalui aplikasi smartphone baik Tabungan Mudharabah atau Wadiah kapan saja di mana saja tanpa harus ke kantor cabang./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/01/2020/


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Ramadan jadi momen tepat untuk menambah bonus pahala dan amal kebaikan, baik lewat lisan atau perbuatan. Selama Ramadan, umat muslim yakin bahwa pahala diberikan berlipat ganda. Tak mengherankan, banyak umat muslim berlomba - lomba meningkatkan ibadahnya selama Ramadan.

Membaca Al-Qur’an, membantu orang lain, sedekah, atau memberi makanan kepada orang yang berpuasa adalah beberapa ibadah yang dapat menambah pahala. Selain itu, kehadiran aplikasi ibadah muslim turut hadir menjadi amunisi baru bagi penggunanya yang beragama Islam untuk mengerjakan amal ibadah. Aplikasi ini tidak hanya menawarkan pengingat ibadah, tapi juga fitur yang informatif kepada pengguna.

Lugina merasakan manfaat dari aplikasi Muslim Pro. Pria yang bekerja sebagai operator mesin di perusahaan ban ternama Indonesia itu bisa mengingat waktu salat karena fitur notifikasi yang diberikan Muslim Pro.

“Ada juga fitur kiblat yang memudahkan arah salat kita. Jadi tinggal nyalain GPS di HP, nanti kita bisa sesuaikan di aplikasi,” kata Lugina (9/3/2025).

Aplikasi yang dikembangkan Bitsmedia itu juga menyediakan fitur Doa-Doa. Terdapat 12 kategori doa yang telah disesuaikan aktivitasnya, misalnya Doa Perjalanan, Doa Etiket yang Baik, Doa Pagi dan Malam, dan doa lainnya.

Menurut Lugina, berbagai fitur tersebut membantu dirinya lebih konsisten menjalankan ibadah, setidaknya salat tepat waktu. “Alhamdulillah, bisa jadi pengingat salat,” sambungnya.

Lain halnya Puteri. Wanita yang bekerja sebagai admin media sosial di salah satu start up di Tangerang itu memanfaatkan aplikasi ibadah muslim bernama Al-Qur’an Indonesia untuk membaca Al-Qur’an dan pengingat salat. “Cukup untuk reminder waktu salat, mah. Apalagi enggak terdengar suara azan di sekitar kantor,” kata Puteri kepada Tim Kontan, pada Minggu (9/3/2025).

Aplikasi yang sudah digunakan selama lima tahun itu sangat membantu dalam meningkatkan ibadahnya. Selama memasang aplikasi itu pula, Puteri konsisten membaca ayat suci Al-Qur’an. Di hari biasa, ia sering membaca surat Al-Waqiah setelah subuh. Saat Ramadan, wanita asal Jakarta itu kadang membaca ayat suci secara acak ketika sedang di jalan atau menunggu bus datang.

Simple tapi paten aplikasinya. Ada jadwal salat, imsak, kalender Islam-nya. Yang penting ada Al-Qur’an yang mudah dibaca dan ada artinya dalam bahasa Indonesia,” sambung Puteri.

Aplikasi ibadah, khususnya bagi umat Islam, membantu bagi pengguna agar lebih giat beribadah. Di bulan Ramadan, kemungkinan aplikasi ibadah muslim juga banyak diunduh pengguna.

Hal ini memberi feedback yang positif bagi pengembang aplikasi. Terlebih Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Dengan potensi tersebut, banyak pengembang aplikasi akhirnya turut mengembangkan aplikasi yang memiliki fitur spesifik, misalnya ngaji.ai dan Qara’a. Dua aplikasi tersebut menghadirkan fitur belajar huruf hijaiyah, tahsin, tajwid, dan membaca Al-Qur’an.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menjelaskan, aplikasi-aplikasi tersebut mampu mengarahkan dan meningkatkan ibadah umat muslim. Alasannya, karena memberikan kemudahan berupa pengingat ibadah.

Secara bisnis, aplikasi tersebut sebenarnya punya market yang niche dan sesuai kebutuhan masyarakat muslim Indonesia. Namun, secara luas, aplikasi ini bermanfaat tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri.

Aplikasi tersebut berguna saat kondisi tertentu, seperti menunjukkan arah kiblat ketika di luar negeri. Sebaliknya, “Jika di dalam negeri, mungkin beberapa fitur tidak optimal manfaatnya,” jelas Nailul saat dihubungi Tim Kontan pada Senin, (10/3/2025).

Fitur premium dan PDP

Banyak juga aplikasi yang menggunakan fitur premium seperti Qara’a dan ngaji.ai. Qara’a menawarkan layanan QARA’A PRO seharga Rp270.000 per tahun. Adapun keunggulan dari layanan premium itu antara lain setoran ayat prioritas, ratusan materi ngaji, cek pelafalan dengan AI, setor hafalan ke ustadz, dan bebas iklan.

Sedangkan ngaji.ai menawarkan biaya langganan dari Rp69.000–Rp199.000 per tahun. Aplikasi yang dikembangkan Team Novo Indonesia itu memiliki keunggulan berupa 500 lebih latihan pelafalan, 118 pelajaran, tes ujian tanpa batas, 200 lebih variasi soal, rekomendasi belajar, dan periksa pelafalan Al-Quran tanpa batas.

Keunggulan tersebut sangat menarik untuk membuat pengguna beralih ke premium. Sebaliknya, menurut Nailul, strategi layanan premium bila hanya untuk menghilangkan iklan mungkin tidak akan dilirik oleh pengguna. Apalagi banyak aplikasi menggunakan metode serupa dan tidak efektif mengubah pengguna menjadi pelanggan. Kalau begitu, hanya sedikit pengguna yang merasakan manfaat aplikasinya.

“Kecuali pengembang aplikasi menawarkan layanan berbayar berupa fitur AI. Meskipun AI masih bisa dimanfaatkan secara gratis,” jelas Nailul.

Di sisi lain, sempat ramainya isu aplikasi yang menjual data pribadi membuat pengguna takut untuk memanfaatkan aplikasi ibadah muslim. Nailul mengungkapkan, masyarakat tidak perlu takut menggunakan aplikasi ibadah muslim karena sudah ada payung hukum pada Undang-Undang No.7 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

Guna mendorong keamanan data pengguna, ia berharap UU PDP segera memiliki turunan agar implementasinya dapat dirasakan banyak pengguna aplikasi, termasuk aplikasi ibadah muslim. Meskipun begitu, Nailul tetap mengajak masyarakat untuk menjaga data pribadi.

Pengguna pun merasakan hal yang sama. Lugina dan Puteri ingin ibadahnya tidak diusik dengan penggunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena, mereka hanya ingin menggunakan aplikasi untuk sekedar meningkatkan iman dan taqwa.

Selanjutnya: Tren Solo Travel Naik, Ini 4 Perilaku Orang Indonesia yang Beli Asuransi Perjalanan

Menarik Dibaca: Tren Solo Travel Naik, Ini 4 Perilaku Orang Indonesia yang Beli Asuransi Perjalanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×