kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perhapi: Pengurangan produksi jadi opsi seimbangkan pasar batubara dalam negeri


Selasa, 18 Agustus 2020 / 15:44 WIB
Perhapi: Pengurangan produksi jadi opsi seimbangkan pasar batubara dalam negeri
ILUSTRASI. Pertambangan batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Jika harga belum menguat dan demand masih belum terangkat, dia pun memproyeksikan target produksi batubara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020 yang ditetapkan sebesar 550 juta ton tidak akan tercapai. Rizal menaksir, realisasinya bisa di bawah target atau sebesar 520 juta ton - 530 juta ton.

Dari informasi yang diperoleh Perhapi, ada sejumlah perusahaan yang tetap mempertahankan target produksinya seperti rencana awal tahun. Ada juga yang melakukan revisi untuk menurunkan produksi. Namun, sejumlah perusahaan memilih untuk menaikkan rencana produksi batubara.

Kendati begitu, dari sisi pertimbangan bisnis korporasi, dia menilai bahwa hal tersebut wajar dilakukan. "Kenaikan produksi dilakukan untuk menekan biaya overhead sehingga bisa membantu penurunan biaya," jelas Rizal.

Baca Juga: Pangkas target produksi dan capex, Adaro: Kami terus mengikuti perkembangan pasar

Memang, pemerintah dan sejumlah pelaku usaha tengah menjajaki pasar alternatif untuk membuka tujuan ekspor baru maupun memperbesar porsi penjualan batubara. Tapi, Rizal berpandangan bahwa upaya tersebut tidak lah mudah.

"Karena daya serapnya jauh lebih rendah dibandingkan negara tujuan ekspor utama saat ini, yaitu China dan India," jelas dia. 

Sebagai gambaran, potensi penurunan impor batubara Indonesia di China sekitar 15 juta ton, sedangkan di India mencapai 17 juta ton. Penurunan ekspor batubara dari Indonesia sekitar 32 juta ton itu tidak akan mampu dialihkan ke pasar lainnya. Sebab, pasar potensial seperti Vietnam serapannya hanya 1 juta -2 juta ton, Banglades 0,5 juta ton dan Pakistan hanya 1 juta ton.




TERBARU

[X]
×