kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perlu kolaborasi e-commerce untuk sukseskan program Bangga Buatan Indonesia


Selasa, 01 September 2020 / 07:58 WIB
Perlu kolaborasi e-commerce untuk sukseskan program Bangga Buatan Indonesia
ILUSTRASI. Belanja online.


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona ternyata juga berdampak pada industri e-commerce Indonesia. Karena itu, Komisaris SEA Group Indonesia Pandu Sjahrir mengingatkan, agar pada CEO industri e-commerce untuk terus mendorong program Bangga Buatan Indonesia yang diinisiasi oleh pemerintah. 

Hal ini disampaikan dalam sebuah talkshow streaming pada Jumat, (29/8), yang turut dihadiri oleh CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

“Pandemi ini membawa industri digital untuk memiliki semangat kolaborasi untuk menciptakan transformasi teknologi bersama-sama,” kata Pandu dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (31/8).

Baca Juga: Wow, e-commerce enabler Sirclo dapatkan pendanaan capai US$ 6 juta

Dia pun mengapresiasi pemerintah yang sudah menyiapkan program Bangga Buatan Indonesia yang ingin menggunakan teknologi sebagai penggerak rantai ekonomi. Hingga 5 minggu pertama dari program tersebut dibuat, sudah ada 1 juta pelaku umkm berpindah dari offline ke online.

Hal senada juga disampaikan oleh William Tanuwijaya. Menurut data yang ada, pandemi virus corona mendorong kesadaran pelaku bisnis dan masyarakat untuk masuk ke era digital. Ia sepakat bahwa pandemi yang terjadi telah mendorong percepatan transformasi digital yang ada.

“Di China saat ini transaksi digital mencapai 35%, di Amerika Serikat (AS) saja baru 15%. Namun di Indonesia bila melihat beberapa sumber data menyebutkan transaksi digital baru 5% bahkan ada yang menyampaikan 3%,” tambah dia. 

Pandu yang juga seorang investor startup bilang, bahwa pandemi justru mempercepat perencanaan yang telah dibuat. Business Plan yang telah disusun untuk 2022 justru langsung dieksekusi di tahun ini. 

Ia melihat bahwa saat ini telah terjadi irreversible trend dan perubahan pola penjualan. Melalui e-commerce yang ada sekarang kebutuhan masyarakat lebih cepat terpenuhi dan mampu menolong jutaan pelaku UMKM.

Baca Juga: Sepanjang semester I-2020, Bukalapak catatkan kenaikan transaksi 25%

Rachmat Kaimuddin, CEO baru Bukalapak juga berbagi bahwa di kondisi yang berat saat ini para pelaku industri digital perlu lebih kreatif dan inovatif. “Kita harus bersama-sama mendukung program pemerintah dalam penanggulangan Covid-19,” ujar dia. 

Di akhir acara, Pandu mengingatkan bahwa perjalan industri digital Indonesia masih panjang. Ia juga mengingatkan bahwa masih banyak proses yang harus dilalui. Pelaku industri digital Indonesia masih harus terus belajar dari negara-negara yang perkembangannya sudah lebih cepat seperti AS, China bahkan dari Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×