Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap semakin bersinar. Selain untuk sektor komersial seperti pabrik atau perkantoran, panel surya makin diminati di sektor rumah tangga dan pengembang properti.
Raditya Arga Laksmana, Marketing Supervisor SolarKita menjelaskan dari tahun ke tahun, permintan solar panel semakin meningkat.
Menurutnya, naiknya minat masyarakat juga dipengaruhi kondisi atau masalah baru yang muncul di Indonesia. Misalnya saja, sepanjang tahun lalu hingga kini, aktivitas masyarakat lebih banyak di rumah karena pandemi Covid-19 sehingga kebutuhan listrik semakin tinggi.
Alhasil tagihan listrik ikut membengkak. Persoalan ini mendorong masyarakat mencari alternatif sumber listrik lain. Adapun PLTS Atap menjadi satu solusi yang dipilih.
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat sekaligus mengejar target penurunan emisi karbon, saat ini pengembang properti juga semakin gencar memanfaatkan surya panel sebagai nilai tambah produknya.
Baca Juga: Transformasi energi tak terbendung, kini PLTS Atap mulai menciptakan bisnis baru
Oleh karenanya, permintaan pemasangan solar panel secara pribadi dan developer diakui Radit sudah seimbang.
"Selain dua pelanggan itu, permintaan yang kami lihat naik signifikan dari 2019 hingga sekarang adalah dari sektor komersial seperti bangunan kantor, gedung, pabrik, gudang," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/9).
Tumbuhnya animo masyarakat Indonesia terhadap PLTS Atap, salah satunya dapat dilihat dari banyaknya orang yang menghubungi SolarKita untuk survey dan mengenal lebih jauh tentang produk solar panel.
"Asumsi kami di sepanjang tahun ini mungkin akan ada kenaikan orang yang menghubungi kami untuk survey hingga 50%-60%," kata Radit.
Di sepanjang 2021, SolarKita berharap bisa membangun PLTS Atap di 36 lokasi. Adapun sampai dengan kuartal I 2021, pihaknya telah mendapatkan 13 pelanggan baru.
Perihal target, pada dasarnya Solarkita berpatokan dengan target pemerintah yakni penggunaan energi ramah lingkungan ini dapat berkontribusi hingga 23% di tahun 2025.
Radit menegaskan, Solarkita ingin menjadi salah satu instansi yang dapat berpartisipasi besar dalam pencapaian target tersebut.
Baca Juga: Kementerian ESDM targetkan revisi Permen PLTS Atap selesai pada bulan ini
Permintaan yang meningkat di sektor komersial
Chief Commercial Officer PT Surya Utama Nuansa atau SUN Energy, Dion Jefferson memaparkan, seiring dengan semakin dikenalnya solar panel pihaknya merasakan terjadi peningkatan permintaan yang signifikan.
"Kami mencatatkan kenaikan permintaan hingga 4 kali lipat dibandingkan 2020. Di sepanjang tahun ini, kami menargetkan penjualan bisa tumbuh sampai empat kali lipat dibandingkan tahun lalu," jelasnya ketika dihubungi terpisah.
Saat ini solar panel yang dipasang SUN Energy, sebagian komponennya dipasok dari lokal dan impor. Dion bilang, tergantung kesepakatan dengan pelanggan.
Ke depannya Dion melihat, adanya revisi peraturan pemerintah yang semakin mendukung solar panel, industri ini akan sangat berkembang hingga jangka panjang nanti.
Baru-baru ini, SUN Energy dan PT Agra Surya Energy menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Widodo Makmur Perkasa (WMP Grup). SUN Energy dan Agra Surya akan menyediakan layanan solar panel di beberapa fasilitas produksi WMP Grup.
Baca Juga: Pasar PLTS potensial, ATW Group targetkan instalasi capai 200 MW
Penandatanganan kerja sama ini merupakan realisasi tahap pertama dari rencana pengaplikasian energi terbarukan di fasilitas milik WMP Grup. Tahap awal, WMP Grup akan mengaplikasikan infrastruktur solar panel dengan kapasitas 37,7 MWp yang akan rampung pada Q1 2022, dari total target penggunaan energi terbarukan sebesar 158 MWp di tahun 2026.
Direktur PT Agra Surya Energy, Harvey Tjokro mengatakan, pihaknya akan memulai pembangunan PLTS ini pada tahun 2021, dengan nilai investasi mencapai Rp 900 miliar.
"Pembangunan PLTS ini berpotensi mengurangi Emisi Karbon Sebesar 126.000 Ton CO2 per tahun, memberikan efisiensi secara signifikan terhadap biaya produksi dan operasional perusahaan," ujarnya.
Tak hanya ke WMP Grup, Agra Surya Energy juga mendapatkan beberapa komitmen dari konsorsium nasional dan internasional untuk membangun PLTS sebesar 2 Gigawatt yang akan dimulai di tahun 2021 di berbagai industri swasta nasional, perusahaan BUMN, perusahaan Asing, universitas, Rumah Sakit, retail dan Independent Power Producer (IPP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News