kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Persaingan Bisnis SPBU di Dalam Negeri Kian Sengit


Rabu, 12 Oktober 2022 / 17:12 WIB
Persaingan Bisnis SPBU di Dalam Negeri Kian Sengit
ILUSTRASI. Bisnis hilir migas masih menarik bagi para badan usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).KONTAN/Muradi/


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis hilir migas masih menarik bagi para badan usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan, kini PT Pertamina tercatat memiliki lebih dari 6.000 unit SPBU di seluruh Indonesia.

Selain itu, Pertamina juga telah menghadirkan 64 SPBU BBM Satu Harga sampai September 2022.

"Untuk SPBU Reguler disesuaikan dengan kebutuhan di daerah. Kami juga ditugaskan untuk menuntaskan 92 titik BBM Satu Harga di wilayah 3T," kata Irto kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).

Baca Juga: Harga Pertamax Turun, Tapi Pertalite Tidak Turun, Ini Penjelasan Kementerian ESDM

Irto mengungkapkan, untuk tahun depan Pertamina menerapkan strategi yang sama untuk penambahan SPBU. Penambahan akan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan di setiap daerahnya.

Saat ini konsumsi BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar diakui masih tinggi. 

"Secara umum masih tinggi, sekitar 86% dari total konsumsi BBM nasional. Untuk nonsubsidi konsumsinya relatif stabil," jelas Irto.

Sementara itu, BP-AKR memastikan ekspansi SPBU terus dilakukan sejak 2018 hingga saat ini.

Marketing Director & Global Brand Lead BP Vanda Laura menjelaskan, total SPBU yang tersedia kini mencapai 32 SPBU tersebar di Jabodetabek dan Jawa Timur.

"Penambahan jaringan SPBU BP-AKR ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk memperluas akses masyarakat terhadap produk bahan bakar dan layanan berkualitas," ungkap Vanda kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).

Vanda melanjutkan, dalam perluasan jaringan SPBU, BP-AKR menerapkan dua skema bisnis yakni Company Owned Company Operated (COCO) dan Dealer Owned Dealer Operated (DODO). 

Vanda menjelaskan, pihaknya mengajak para pengusaha baik secara individu maupun korporasi untuk menjadi mitra dalam pengembangan bisnis SPBU BP-AKR.

Demi meningkatkan penjualan, Vanda memastikan SPBU BP-AKR menyediakan BBM yang berkualitas. Selain itu, sejumlah fasilitas pendukung pun juga disiapkan di setiap SPBU mulai dari kedai kopi, mini market, gerai makanan dan fasilitas pendukung lainnya.

Baca Juga: Cek Harga BBM Hari ini di SPBU Pertamina, Shell dan Vivo

Ekspansi SPBU juga terus dilakukan oleh Shell.

"Total SPBU saat ini ada 192 SPBU," kata Corporate Communications Shell Indonesia Edit Wahyuningtyas kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).

Mengutip pemberitaan Kontan, Shell masih akan mengembangkan jaringan SPBU, baik konvensional maupun modular di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur serta Sumatra Utara. Khusus SPBU Modular, Shell membidik kota-kota lapis kedua agar dapat menjangkau konsumen di kota-kota tersebut. 

Tercatat, pada tahun 2019 lalu jumlah SPBU milik Shell baru mencapai 108 SPBU. Jumlah ini kemudian naik menjadi 137 SPBU pada 2020 dan bertambah menjadi 167 SPBU pada Desember 2021.

Melansir laman resminya, Shell Indonesia menawarkan program kemitraan untuk pengusaha lokal yang ingin memiliki atau menjalankan bisnis SPBU.

Ada dua model bisnis yang ditawarkan Shell dalam memperluas jaringan SPBU-nya. Keduanya yaitu Program Kemitraan Retailer dan Program Kemitraan Dealer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×