kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina cuma akan genggam 10%-20% NGRR Bontang


Senin, 30 Januari 2017 / 18:39 WIB
Pertamina cuma akan genggam 10%-20% NGRR Bontang


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah mendapatkan penugasan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang pada Desember 2016 lalu, PT Pertamina secara resmi menangani enam proyek kilang. Keenam proyek tersebut terdiri dari empat pengembangan kilang dalam proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Dumai, ditambah proyek NGRR Bontang dan Tuban.

Banyaknya proyek kilang yang ditangani membuat Pertamina menghitung ulang kemampuan pendanaan Pertamina. Terlebih lagi, pengerjaan proyek kilang Dumai dan Balongan yang sebelumnya bekerja sama dengan Saudi Aramco jadi dikerjakan sendiri oleh Pertamina.

Untuk itu, Pertamina pun menghitung hanya mampu menjadi pemegang saham minoritas dalam proyek NGRR Bontang. Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia, Rachmad Hardadi bilang, dari hitungan finansial, Pertamina hanya bisa memegang saham sebesar 10%-20% di kilang Bontang.

Hardadi bilang, untuk enam proyek kilang, Pertamina harus menyiapkan sekitar US$ 15,7 miliar yang terdiri dari investasi kilang Balikpapan sebesar US$ 5,3 miliar, kilang Balongan sebesar US$ 1,2 miliar, kilangTuban sekitar US$ 6,5 miliar, dan Cilacap sekitar US$ 2,7 miliar.

Sementara untuk kilang Bontang diperkirakan investasinya mencapai US$ 8 miliar sudah termasuk investasi petrokimia. Biarpun begitu Pertamina berniat agar ke depannya masih biaa memiliki saham yang lebih besar. Caranya dengan menerapkan skema Build Operate Transfer (BOT) sehingga seluruh infrastruktur kilang setelah kontrak berakhir bisa menjadi milik Pertamina.

Hardadi pun bilang proses project expose kilang Bontang akan dilakukan pada minggu kedua Februari 2017. Diharapkan pada April 2017 sudah ada pemilihan mitra strategis Pertamina untuk proyek kilang Bontang. Proyek kilang dengan kapasitas 300.000 barel ini pun diharapkan bisa selesai pada 2023.

Sementara itu, megaproyek pengolahan dan petrokimia lainnya akan memulai tahapan yang signifikan pada tahun ini dengan akan dilakukannya peletakan batu pertama beberapa proyek kilang, yaitu RDMP RU V Balikpapan, RDMP RU IV Cilacap, dan NGRR Tuban sepanjang tahun 2017. Ketiganya memang ditargetkan untuk selesai dalam rentang waktu 2019, 2021, dan 2022 dengan hasil produksi yang memenuhi spesifikasi Euro 5.

Adapun, RDMP RU VI Balongan yang akan dilaksanakan secara independen oleh Pertamina ditargetkan selesai 2020. Pertamina pun akan memulai kegiatan basic engineering design (BED) pada pertengahan 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×