Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) kini tengah mengkaji rencana pemindahan lokasi proyek New Gras Root Refinery (NGRR) Bontang ke dua lokasi baru dengan pertimbangan pasar dan potensi penggantian mitra.
Adapun, dua lokasi baru yang diproyeksikan yakni daerah Arun, Aceh dan Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setyawan bilang, opsi-opsi lokasi yang ada kini tengah dalam kajian perusahaan pelat merah tersebut.
"Ada rencana memindahkan Kilang Bontang, kan ada beberapa lokasi sebenarnya, Bontang, Kuala Tanjung dan Arun," jelas Heru, Senin (2/3).
Baca Juga: Pertamina pastikan pembangunan kilang minyak bisa rampung sesuai target tahun 2026
Heru menambahkan, Pertamina menilai Kuala Tanjung sebagai lokasi yang tepat jika nantinya upaya pemindahan proyek terjadi. Menurutnya, lokasi Kuala Tanjung disokong oleh ketersediaan pasar dan lahan.
"Karena (Kuala Tanjung) dekat dengan market, lahannya ada, kan di situ pasar internasional terus di Sumatra juga," jelas Heru.
Selain itu, Heru memastikan pihaknya kini tengah mengupayakan optimalisasi aset yang ada sehingga pemindahan lokasi dinilai perlu. Asal tahu saja, infrastruktur yang ada di lokasi saat ini di Bontang juga digunakan oleh perusahaan lain.
Heru melanjutkan, upaya pemindahan lokasi baru dapat dilakukan pasca Pertamina dan partner dalam proyek Kilang Bontang, Overseas Oil and Gas LLC (OOG) merampungkan sejumlah pembahasan.
Pertamina sendiri memastikan proyek kilang tersebut tidak akan dilakukan bersama dengan OOG. "Kami mengusulkan untuk dibatalkan, determinasi, tetapi ini kan harus ada perjanjian kedua belah pihak," kata Heru.
Dalam catatan Kontan.co.id, pada akhir tahun lalu, Perusahaan Minyak dan gas bumi asal Oman, OOG)mengaku telah menyurati PT Pertamina secara resmi demi membahas masa depan proyek Kilang Bontang.
Baca Juga: Pertamina: Gasifikasi 52 pembangkit akan dilakukan dalam empat tahap
OOG dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, berharap ada respon positif untuk masa depan terkait perjanjian kerja sama.
Adapun, penyampaian surat secara resmi kepada Pertamina telah dilakukan pada Selasa, 31 Desember 2019. Asal tahu saja, surat disampaikan OOG untuk mempertegas komitmen sekaligus keseriusan dalam pembangunan refinery dan petrochemical.
"Kami juga ingin meluruskan hal-hal yang masih belum dikomunikasikan dengan baik. Agar kegiatan dan persiapan yang sudah dilakukan dan dikerjakan beberapa tahun ini dapat dilanjutkan. Jadi kami berharap komunikasi ini dapat dibuka kembali dan berjalan dengan baik. Itu inti surat yan kami sampaikan kepada Pertamina," kata Direktur OOG Ruddy Bagindo, dikutip Senin (31/12).
Untuk itu, Heru mengungkapkan Pertamina berniat mencari mitra baru dalam proyek NGRR ini. Adapun, seleksi mitra disebut telah berlangsung saat ini. Sayangnya, ia belum mau mengemukakan kandidat mitra pengganti OOG.
Selain itu, Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan sempat mengatakan bahwa ada opsi masuknya investor dari Uni Emirat Arab.
"Oman mungkin mau kami gantikan dengan Abu Dhabi, sangat bisa," kata Luhut.
Sekedar informasi, OOG resmi jalin kerjasama dengan PT Meta Epsi Tbk dan PT Sanurhasta Mitra Tbk untuk fasilitas pendukung di Kilang Bontang. Hal ini disampaikan pada April 2019 lalu.
Baca Juga: Perusahaan Migas OOG surati Pertamina terkait masa depan proyek Kilang Bontang
Chairman OOG, Khalfan Al Riyami mengatakan, nilai kerjasama dengan dua perusahaan lokal tersebut mencapai US$ 3 miliar. Proyek ini meliputi pipa, power station, water treatment dan konstruksi. Perusahaan minyak dan gas asal Oman ini merencanakan proyek fasilitas pendukung dapat rampung dalam lima tahun ke depan.
Khalfan mengungkapkan kerjasama dengan mitra lokal sebagai bukti niat baik perusahaan OOG. Adapun OOG memang mengutamakan mitra lokal sebelum mencari mitra dari luar tanah air.
Sekedar informasi proyek Kilang Bontang ini direncanakan berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph). Dengan total investasi mencapai US$ 15 miliar. Seluruh dana investasi berasal dari OOG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News