kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pertamina kembangkan sistem baru terkait digitalisasi SPBU


Selasa, 19 Januari 2021 / 12:28 WIB
Pertamina kembangkan sistem baru terkait digitalisasi SPBU
ILUSTRASI. Digitalisasi SPBU Pertamina


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah proyek digitalisasi di 5.518 SPBU rampung pada akhir 2020, PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan program digitalisasi dengan mengembangkan sistem baru yakni Autoplenishment dan Prepurchase di seluruh SPBU.

Sistem baru ini tergambar dalam Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten.

Untuk memastikan kehandalan sistem tersebut, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina M. Haryo Yunianto, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Mas’ud Khamid, dan VVIP Telkom melakukan peninjauan ke lokasi pada Kamis (14/1) lalu.

Dalam penjelasannya, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina M. Haryo Yunianto menyatakan bahwa transformasi digital dilakukan di seluruh proses bisnis inti di Pertamina, baik dari sisi upstream, midstream, downstream, maupun corporate.

Baca Juga: Begini nasib proyek Kilang Bontang milik Pertmaina

Pada sisi upstream, Upstream Production Optimization sudah go live pada 10 Desember tahun lalu. Kemudian di sisi midstream atau refinery sudah dilaksanakan predictive maintenance di Refinery Unit VI Balongan untuk menjaga keandalan kilang dan stok, dan dalam sisi corporate sudah ada integrasi, join operational dashboard dari hulu sampai hilir, serta Digital Procurement dan Office Automation dengan menggunakan sistem P-Office.

“Meskipun dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional. Kondisi ini pula yang mendorong kami, akselerator untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisi upstream, midstream, dan corporate, tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah kita selesaikan,” kata Haryo dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (19/1).

Digitalisasi SPBU akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena dapat menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time. Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan keandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.

Selain keandalan suplai, digitalisasi SPBU juga terlihat berkat adanya monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan melalui penggunaan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82% dari total transaksi per hari. Adapun untuk penggunaan teknologi video analytic sedang dikaji dari berbagai aspek.

“Kami tidak berhenti sampai di sini. Selanjutnya, Pertamina telah menyiapkan pengembangan sistem lebih lanjut menggunakan data dan informasi yang didapat dari digitalisasi SPBU, yakni Sistem Autoreplenishment dan Sistem Prepurchase pembelian BBM Subsidi,” jelas dia.

Lebih lanjut, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Mas’ud Khamid menjelaskan, manfaat utama yang dapat dirasakan setelah selesainya digitalisasi SPBU. 

Baca Juga: Tepis Hoaks, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG di Sulawesi Barat aman

Dari sisi keandalan suplai, Mas’ud menyampaikan bahwa melalui digitalisasi, maka Pertamina secara real time dapat melakukan monitoring sales atau penjualan, monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tanki (MT), dan mengembangkan auto scheduling dalam pengiriman BBM ke SPBU.

“Semua data dan informasi real time ini dapat kami pantau melalui dashboard monitoring yang sudah dikembangkan. Dengan demikian, digitalisasi SPBU ini bisa membantu kami memastikan penyaluran BBM yang tepat sasaran dan memastikan keadaan stok di SPBU selalu dalam kondisi aman untuk melayani kebutuhan masyarakat,” terang Mas’ud.

Menurut dia, digitalisasi SPBU juga menawarkan manfaat bagi masyarakat dalam proses transaksi di SPBU. Digitalisasi dapat memperkuat jaringan SPBU dalam menawarkan metode pembayaran non tunai melalui aplikasi MyPertamina. 

Selain itu, melalui aplikasi MyPertamina masyarakat juga ditawarkan berbagai loyalty program seperti promo dan penawaran khusus untuk pembelian produk ritel Pertamina.

“Banyak keuntungan yang dapat dinikmati melalui MyPertamina, tentunya selain kepastian transaksi yang lebih mudah, aman, nyaman, dan transparan, masyarakat bisa menikmati berbagai program khusus yang hanya bisa diikuti melalui aplikasi MyPertamina. Ini adalah upaya Pertamina mendorong masyarakat ke era digital serta memastikan pelanggan merasakan customer experience yang memuaskan,” tambahnya.

Baca Juga: Ini harga patokan baru elpiji 3 kg yang ditetapkan pemerintah

Dalam peninjauan ini, Mas’ud juga menyampaikan bahwa digitalisasi SPBU merupakan wujud komitmen sinergi BUMN yang nyata untuk kepentingan masyarakat serta negara.

“Bersama-sama, Pertamina dan Telkom selaku partner strategis pelaksanaan digitalisasi SPBU berhasil menyelesaikan satu amanah untuk mencapai tujuan kemandirian dan ketahanan energi nasional,” pungkas Mas’ud.

Selanjutnya: Tahun ini, Kementerian ESDM memproyeksi kebutuhan BBM non subsidi capai 48,97 juta kl

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×