Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menargetkan peningkatan volume intake kilang menjadi 334 juta barel pada 2025. Angka tersebut naik sekitar 3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 323 juta barel.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, peningkatan ini selaras dengan pertumbuhan permintaan kilang, sementara yield valuable product tetap dijaga di level 83%.
"Di Kilang (kami) berencana berproduksi 334 juta barrel produk dibandingkan tahun sebelumnya yang 323 atau naik 3% dan yield valuable produknya kita pertahankan di 83%," kata Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Kamis (20/2).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan beberapa program strategis yang akan dijalankan untuk mendukung target ini, di antaranya adalah peningkatan platformer di Kilang Dumai, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balongan dan Balikpapan, serta strategi ramah lingkungan melalui proyek rendah sulfur di Cilacap.
Baca Juga: Naik 24%, Pertamina Targetkan Produksi Minyak 416.000 Barel pada 2025
Selain itu, Pertamina juga akan mengembangkan sektor petrokimia dan meningkatkan efisiensi dengan proyek Revamp TPPI Tuban.
"Strategi utama kami termasuk optimasi feedstock untuk menjaga profitabilitas kilang, peningkatan yield, serta penyelesaian pengembangan RDMP Balikpapan," tambahnya.
Adapun, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan yang dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah mencapai progres 92,42% per minggu pertama Februari 2025.
“RDMP Balikpapan saat ini progresnya sudah 92,42% di mana kami menargetkan untuk penyelesaian RDMP balikpapan di September 2025 ,” kata Taufik.
Salah satu progres utama proyek ini adalah penyelesaian unit Crude Distillation Unit (CDU) Upgrading dengan revamping CDU 4 sehingga kapasitasnya meningkat dari semula 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari.
Proyek ini juga tengah menyelesaikan pembangunan Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan Nafta Block yang nantinya akan berkontribusi terhadap total kapasitas produksi sebesar 1,15 juta barrel per hari.
Baca Juga: Kilang Pertamina dan Pertamina NRE Kolaborasi Ubah Gas Suar Kilang Jadi Listrik
Dari sisi kualitas, peningkatan dilakukan dengan meningkatkan kompleksitas kilang menjadi Nelson Complexity Index (NCI) 8 serta menghasilkan BBM setara Euro 5 dengan kandungan sulfur hanya 10 ppm, jauh lebih rendah dibandingkan standar Euro 2 yang masih digunakan saat ini.
Taufik menuturkan, dengan rampungnya proyek RDMP Balikpapan, yield produk bernilai tinggi akan meningkat menjadi 91,8%. Produk yang akan dihasilkan meliputi BBM, LPG, dan petrokimia.
Secara rinci, peningkatan produksi yang ditargetkan di antaranya tambahan produksi BBM sebesar 142 ribu barrel per hari, LPG bertambah 336 ribu ton per tahun, produksi petrokimia berupa propilena mencapai 225 ribu ton per tahun yang akan menjadi bahan baku bagi PT Polytama Propindo di Balongan.
Selain itu, salah satu langkah efisiensi yang telah dilakukan adalah penggunaan gas pipa dari Senipah ke Balikpapan sebagai substitusi LPG yang sebelumnya digunakan sebanyak 48 ribu ton per tahun.
Untuk memastikan target rampung pada September 2025, KPI menerapkan berbagai strategi percepatan, termasuk monitoring dan controlling progres kontraktor, penambahan tenaga kerja (reinforcement manpower), serta pengadaan pelatihan dan suku cadang yang diperlukan.
“Percepatan penyelesaian RFCC sehingga nanti bisa ada tambahan produksi BBM sebagaimana disebutkan tadi dan juga tambahan produksi LPG," tambah Taufik.
Selain RDMP Balikpapan, Pertamina juga telah menyelesaikan peningkatan kapasitas Kilang Balongan dari 125 ribu barrel per hari menjadi 150 ribu barrel per hari serta memproduksi Ultra Low Sulfur Diesel.
Selanjutnya: Promo Bulan Ramadan di Janji Jiwa Februari 2025, Minuman dan Camilan Mulai Rp 10.000
Menarik Dibaca: Promo Dunkin BCA Tiap Kamis, Beli 8 Donut Classic Gratis 4 Donut Classic + 1 Minuman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News