kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perumahan diminta pakai kompor listrik induksi, begini catatan REI dan Apersi


Senin, 05 April 2021 / 06:53 WIB
Perumahan diminta pakai kompor listrik induksi, begini catatan REI dan Apersi
ILUSTRASI. Peluncuran program konversi satu juta kompor elpiji menuju kompor induksi oleh PLN.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) mendorong penggunaan kompor listrik induksi untuk mengkonversi kompor LPG. Pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN, mendukung program tersebut. Sektor hunian menjadi pasar yang potensial untuk mendongkrak penggunaan kompor induksi.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menyampaikan, pihaknya memahami jika pemerintah dan PLN ingin memasyarakatkan penggunaan kompor induksi.

Selama itu terbukti bisa lebih menghemat energi alias lebih murah, pengembang dan masyarakat pun bakal menyambut program tersebut.

"Prinsipnya, (kompor) gas pun bisa, induksi bisa. Kalau lebih bermanfaat kompor induksi, kenapa tidak? Prinsipnya kalau itu memudahkan dan meringankan masyarakat, dan manfaatnya besar, Apersi mendorong itu" ujar Junaidi kepada Kontan.co.id, Minggu (4/4).

Baca Juga: Tak cuma rambah pasar ekspor, ini strategi bisnis Selaras Citra (SCNP) di 2021

Namun, ada sejumlah catatan yang mesti diperhatikan dalam program kompor induksi tersebut. Pertama, untuk masyarakat golongan menengah ke atas, kompor induksi bisa menjadi sebuah kebutuhan di tengah meningkatnya gaya hidup yang berbasis listrik (electrical lifestyle).

Sehingga bagi hunian yang diketegorikan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, paket kompor induksi bisa dijadikan sebagai strategi promosi dalam menarik minat pembeli.

"Itu bisa jadi salah satu gimmick pengembang. (Kompor induksi) jadi paket rumah, itu nggak masalah. Saya pikir nanti itu juga akan menjadi kebutuhan," sambung Junaidi.

Kendati begitu, catatan selanjutnya dari dia ialah mengenai hunian yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah alias Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi. Menurut Junaidi, harus dipertimbangkan kembali penggunaan kompor induksi bagi hunian kategori KPR subsidi.

Selain faktor finansial, secara teknis, perlu dilihat apakah daya mampu listrik yang tersedia di hunian KPR subsidi bisa mencukupi kebutuhan kompor induksi, atau tidak. Oleh sebab itu, Junaidi menilai program kompor induksi idealnya tidak menjadi suatu syarat dalam KPR, melainkan sebagai sebuah imbauan.

"(Daya listrik rumah) juga bisa jadi persoalan. Jadi idealnya nggak jadi syarat yang wajib, tapi imbauan untuk sementara ini," sebut Junaidi.

Baca Juga: PLN bidik konversi 1 juta kompor LPG ke kompor listrik induksi di tahun ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×