kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.270   22,00   0,14%
  • IDX 6.932   27,39   0,40%
  • KOMPAS100 1.008   5,71   0,57%
  • LQ45 766   4,11   0,54%
  • ISSI 229   1,51   0,66%
  • IDX30 394   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   0,38   0,08%
  • IDX80 113   0,80   0,72%
  • IDXV30 114   0,28   0,25%
  • IDXQ30 127   0,20   0,15%

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021


Rabu, 26 Mei 2021 / 18:22 WIB
Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021
ILUSTRASI. Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun pada tahun ini dimana hingga April, raihan laba PLN telah mencapai Rp 5,2 triliun.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan perolehan laba bersih hingga April 2021 ini naik 137,7% year on year (yoy) dimana pada periode yang sama di tahun sebelumnya PLN merugi Rp 13,9 triliun.

"Peningkatan laba diutamakan penurunan rugi selisih kurs,"  kata Zulkifli dalam RDP Komisi VI, Selasa (25/5).

Sementara itu, total aset per 30 April 2021 (unaudited) sebesar Rp1.599,5 T naik sebesar 0,7% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2020 (audited). Zulkifli mengungkapkan kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan piutang usaha dan pajak dibayar dimuka.

Baca Juga: Dorong satu juta kompor induksi, PLN bakal ajukan Rp 1 triliun di APBN 2022

Adapun, total liabilitas per 30 April 2021 sebesar Rp655,7 T naik sebesar 1,0% dibandingkan posisi akhir tahun 2020 (audited) dikarenakan adanya kenaikan utang usaha.

Di sisi lain, untuk rasio keuangan PLN, hingga April 2021, EBITDA sebesar Rp 34,2 triliun dan EBITDA Margin sebesar 29,1%.

Selain itu, saldo interest bearing debt per 30 April 2021 sebesar Rp 448,6 triliun atau turun sebesar 0,8% dibandingkan saldo per 31 Desember 2020 (audited) sebesar Rp 452,4 triliun.

"Penurunan ini terutama disebabkan adanya pelunasan lebih besar dibandingkan penarikan utang baru," kata Zulkifli.

Selanjutnya: Pemerintah akan terapkan pajak karbon, berikut efeknya bagi emiten di bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×