kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021


Rabu, 26 Mei 2021 / 18:22 WIB
Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021
ILUSTRASI. Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun di 2021


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar laba bersih hingga Rp 11,4 triliun pada tahun ini dimana hingga April, raihan laba PLN telah mencapai Rp 5,2 triliun.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan perolehan laba bersih hingga April 2021 ini naik 137,7% year on year (yoy) dimana pada periode yang sama di tahun sebelumnya PLN merugi Rp 13,9 triliun.

"Peningkatan laba diutamakan penurunan rugi selisih kurs,"  kata Zulkifli dalam RDP Komisi VI, Selasa (25/5).

Sementara itu, total aset per 30 April 2021 (unaudited) sebesar Rp1.599,5 T naik sebesar 0,7% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2020 (audited). Zulkifli mengungkapkan kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan piutang usaha dan pajak dibayar dimuka.

Baca Juga: Dorong satu juta kompor induksi, PLN bakal ajukan Rp 1 triliun di APBN 2022

Adapun, total liabilitas per 30 April 2021 sebesar Rp655,7 T naik sebesar 1,0% dibandingkan posisi akhir tahun 2020 (audited) dikarenakan adanya kenaikan utang usaha.

Di sisi lain, untuk rasio keuangan PLN, hingga April 2021, EBITDA sebesar Rp 34,2 triliun dan EBITDA Margin sebesar 29,1%.

Selain itu, saldo interest bearing debt per 30 April 2021 sebesar Rp 448,6 triliun atau turun sebesar 0,8% dibandingkan saldo per 31 Desember 2020 (audited) sebesar Rp 452,4 triliun.

"Penurunan ini terutama disebabkan adanya pelunasan lebih besar dibandingkan penarikan utang baru," kata Zulkifli.

Selanjutnya: Pemerintah akan terapkan pajak karbon, berikut efeknya bagi emiten di bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×