kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Pesatnya Pertumbuhan Timur Cibubur Butuh Perencanaan Kota yang Serius


Jumat, 18 Juli 2025 / 14:31 WIB
Pesatnya Pertumbuhan Timur Cibubur Butuh Perencanaan Kota yang Serius
ILUSTRASI. Exit tol Nagrak yang baru dibuka pada JORR 2 ruas Cimanggis - Cibitung turut memberi andil dalam meningkatkan daya tarik kawasan Timur Cibubur. Metland Transyogi dapat dicapai hanya dengan waktu 5-10 menit dari exit tol tersebut.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masifnya pembangunan infrastruktur jalan tol mendorong lonjakan pertumbuhan properti di koridor timur Cibubur, khususnya kawasan Cileungsi. Sejak Tol Cimanggis–Cibitung beroperasi penuh pada pertengahan 2024, geliat pembangunan perumahan dan kawasan komersial di wilayah ini meningkat tajam.

Tol Cimanggis–Cibitung yang menjadi bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 ini menghubungkan langsung empat wilayah penyangga Jakarta: Depok, Bekasi, Bogor, dan Cibitung. Empat pintu tol di koridor timur Cibubur—Jatikarya, Nagrak, Narogong, dan Burangkeng, menjadi simpul baru pertumbuhan ekonomi.

Menurut Anton Sitorus, Head of Research & Consulting CBRE, tol ini menjadikan timur Cibubur sebagai sunrise property yang sangat potensial. Konektivitas yang menghubungkan barat Jakarta (Serpong, BSD City, Alam Sutera) dengan kawasan industri timur (Cikarang, Karawang, Subang) memberi nilai strategis tinggi. “Tol ini menciptakan jalur langsung antarwilayah tanpa harus melewati pusat Jakarta. Ini jadi katalis bagi tumbuhnya kawasan hunian dan komersial baru,” ujar Anton , Rabu (16/7).

Pembangunan jalan tol lainnya seperti Japek II Selatan yang menghubungkan Jakarta hingga Sadang (Purwakarta) juga menambah daya tarik kawasan. Pintu tolnya di Burangkeng membuka akses ke tiga ruas penting: JORR 1, JORR 2, dan Tol Padaleunyi.

Baca Juga: Prospek Bisnis Emiten Properti Tersengat Penurunan BI Rate

Dengan konektivitas yang semakin komplet, Cileungsi menjadi titik temu antara kota mandiri di barat dan kawasan industri di timur. Hal ini menarik minat pengembang besar seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, Metland, Pesona Kahuripan, dan Greenwoods untuk membangun proyek residensial dan komersial skala menengah hingga besar.

Kenaikan harga tanah, khususnya di sekitar pintu tol, semakin menggairahkan pasar. Hunian kelas menengah atas pun mulai bermunculan, dengan harga rumah menembus Rp1 miliar.

Ronnie Erlangga, GM Metland Transyogi, mengungkapkan pihaknya tengah mendorong pengembangan City of Cileungsi, dengan fasilitas kota yang sudah cukup lengkap seperti mal, apartemen, hotel, rumah sakit, hingga pusat kuliner dan pendidikan. “Fokus kami menjadikan Metland Transyogi sebagai pusat bisnis dan hunian. Perkembangannya pesat, dan ke depan fasilitas akan terus bertambah,” ujar Ronnie.

Sementara itu, Angga Budi Kusuma, Dirut Pesona Kahuripan Group, menilai Cileungsi akan menyamai pesatnya sisi barat Cibubur dalam 3-4 tahun ke depan. Dia melihat perkembangan kawasan cukup signifikan dengan berbagai fasilitas, sehingga  jadi peluang emas untuk investasi properti.

Hal senada diungkapkan Sri Haryadi, GM Citaville Cibubur dari Greenwoods Group. Ia bahkan menyebut Cileungsi berpotensi menjadi  The Next BSD, mengingat kemiripan perkembangan aksesibilitas dan lonjakan proyek properti.

Baca Juga: Garap Rumah Subsidi, Ingria Pratama Capitalindo (GRIA) Hadapi Banyak Tantangan

Meski berkembang pesat, kawasan timur Cibubur belum sepenuhnya ditunjang oleh infrastruktur dan perencanaan kota yang memadai. Anton Sitorus menilai, kawasan dengan populasi kelas menengah yang tumbuh cepat ini membutuhkan transportasi massal berbasis TOD seperti KRL, LRT, atau MRT agar pertumbuhannya berkelanjutan. “Pemerintah perlu menyusun masterplan terpadu dan mempercepat pengembangan moda transportasi publik. Tanpa itu, potensi kawasan ini sulit dimaksimalkan,” katanya.

Koordinasi antar wilayah juga menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan aturan dan lambannya birokrasi perizinan bisa menjadi hambatan. Jalan Transyogi misalnya, disebut Ronnie terlalu sempit untuk menampung aktivitas yang terus meningkat. Perlu pelebaran dan revitalisasi agar mobilitas dan ekonomi warga tidak terganggu. 

Angga juga menilai dukungan tata ruang, infrastruktur, dan percepatan izin sangat dibutuhkan. Dengan itu, pengembangan kota bisa berjalan optimal. Sri Haryadi menambahkan, tanpa perencanaan tata kota yang matang dan koordinasi lintas daerah, kawasan ini bisa gagal menjadi kota mandiri.

Selanjutnya: Negosiasi Masih Berlangsung, Indonesia Ingin Tarif Impor 0% untuk Komoditas Tertentu

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Hampir Stagnan, Kala Data Ekonomi AS Tangguh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×