Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Peta negara tujuan ekspor Indonesia (RI) sedikit mengalami perubahan. Eksportir tanah air ternyata sudah mulai menyasar pasar alternatif baru, terutama ke wilayah Asia dan Timur Tengah. Selain itu, eksportir juga mulai mengincar pasar Afrika dan Amerika Selatan.
Data Departemen Perdagangan mengungkapkan, selama lima tahun terakhir, telah terjadi pergeseran pasar ekspor. Secara perlahan, ekspor Indonesia ke tujuan ekspor tradisional, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa berkurang.
Tengok saja, di tahun 2004 setidaknya 15% total ekspor Indonesia masuk ke Jepang. Tetapi sampai akhir Agustus 2009, porsi ekspor ke Jepang menciut menjadi 12% saja.
Begitu juga dengan ekspor Indonesia ke AS yang turun dari 15% pada 2004 menjadi 11% di 2009. Ekspor ke Eropa juga melorot. Jika tahun 2004, ekspor ke Eropa mencapai 16% dari total ekspor Indonesia, maka tahun ini porsinya turun menjadi hanya 14%.
Pada saat bersamaan, terjadi peningkatan ekspor ke beberapa negara lain. China dan India kini menjadi salah satu tujuan utama ekspor Indonesia. Jika tahun 2004, porsi ekspor ke China hanya 6%, maka tahun ini melompat menjadi 9%. Adapun ekspor ke India yang hanya mencapai 4% dari total ekspor tahun 2004, melejit menjadi 7% dari total ekspor tahun ini.
Menurut Menteri Perdagangan Mari Pangestu, ekspor ke China dan India akan meningkat lagi tahun depan. "Mayoritas memang komoditas seperti batubara," ujarnya. Soalnya, kedua negara itu bakal mencatat pertumbuhan positif ketika ekonomi negara lain masih tercekik krisis.
Walaupun begitu, Kepala Pusat Pengembangan Pasar Wilayah Amerika dan Eropa Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Frida Adiati, optimistis akhir tahun ini dan tahun depan pasar Eropa akan mulai pulih.
Buktinya, ekspor ke Eropa sepanjang Januari-Agustus 2009 mencapai US$ 1,34 miliar. "Nilai ini naik 2,93% dibanding periode sama tahun lalu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News