kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani berharap pemerintah segera tetapkan harga pembelian garam


Minggu, 21 Juli 2019 / 14:05 WIB
Petani berharap pemerintah segera tetapkan harga pembelian garam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) berharap pemerintah segera menetapkan harga pembelian terendah untuk garam di tingkat petani. Hal ini untuk mengatasi rendahnya harga garam di tingkat petani.

Ketua APGRI Jakfar Sodikin mengatakan, harga pembelian tersebut pun harus berdasarkan atas harga pokok produksi yang dikeluarkan petani. "Untuk menghasilkan garam terdapat proses pengolahan, yang memakan waktu dan biaya, ada tambak yang dibutuhkan juga untuk mengelola garam tersebut," ujar Jakfar kepada Kontan.co.id, Minggu (21/7).

Baca Juga: Tolak impor daging ayam, ini surat Pinsar yang dikirim ke menteri pertanian

Menurut Jakfar, untuk menghasilkan 1 kilogram (kg) garam dengan kualitas I (KW I) dimana kadar natrium klorida (NaCl) mencapai 95% hingga 98%, dibutuhkan dana sebesar Rp 500. Sementara saat ini harga garam KW I hanya dihargai Rp 600 per kg.

"Kalau harganya Rp 600 per kg, berarti hanya dapat Rp 100 per kg, belum menghitung waktu dan tenaga. Biasanya dari 1 hektar lahan, terdapat 70 hingga 100 ton per musim panen, berarti bila petani memiliki 1 hektar lahan dengan garamnya 70 ton, penghasilannya hanya Rp 7 juta, dari Juni hingga Oktober," jelas Jakfar.

Padahal, menurut Jakfar, petani biasanya hanya memiliki lahan paling besar 1,5 hektar hingga 2 hektar. Dia pun mengatakan, petani sudah mengolah tambak garam sejak April dengan waktu persiapan 1 - 2 bulan.

Baca Juga: Ekspor sarang burung walet menjanjikan, China masih menjadi tujuan utama

Jakfar pun mengusulkan agar harga pembelian terendah yang ditetapkan di petani sebesar Rp 1.000 per kg, menurutnya harga tersebut sudah cukup untuk mengolah garam juga untuk menghidupi kehidupan petani garam dan keluarganya.

Lebih lanjut Jakfar berpendapat, karena rendahnya harga garam, banyak petani yang kehilangan motivasi untuk melakukan panen. "Jadi sekarang sudah waktunya panen, tetapi belum dipanen. Ada penurunan motivasi," jelas Jakfar.

Menurut Jakfar, sejak Juni hingga saat ini produksi garam petani nasional berkisar 275.000 ton, dimana baru 30% yang baru terserap.

Baca Juga: Meski harga cabai naik, tapi tak semua petani menikmatinya

Menurutnya, masih banyak garam petani yang masih dibiarkan di tambah. Dia memperkirakan, karena hal ini produksi garam nasional tahun ini bisa jadi lebih rendah dari perkiraan, atau hanya sebesar 1,7 juta ton dari proyeksi 2,3 juta ton.

Dia mengatakan, harga garam di Madura saat ini berkisar Rp 600 per kg untuk garam kualitas I, Rp 500 per kg untuk garam kualitas II, dan garam kualitas III dihargai Rp 300 - Rp 400 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×