kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Petani keluhkan kualitas bibit jagung bantuan Kemtan rendah


Rabu, 04 April 2018 / 18:42 WIB
Petani keluhkan kualitas bibit jagung bantuan Kemtan rendah
ILUSTRASI. Panen Jagung Hibrida Produksi PT Bisi International


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani jagung meminta bantuan berupa subsidi benih. Pasalnya, benih jagung dari Kementerian Pertanian (Kemtan) berkualitas rendah.

Mau tak mau, petani memilih benih asal pabrikan. “Petani yang sudah mengerti jagung kurang begitu mau menggunakan benih bantuan pemerintah,” ujar Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin kepada Kontan.co.id, Rabu (4/4).

Harga benih yang diberikan pemerintah dengan benih produksi industri berbeda. Harga benih bantuan dari pemerintah sebesar Rp 42.500 per kilogram (kg).

Sementara harga benih yang diproduksi oleh industri berkisar antara Rp 70.000 per kg hingga Rp 80.000 per kg.

Oleh karena itu petani lebih menyarankan agar pemerintah memberikan subsidi agar petani dapat membeli benih industri. “Seharusnya pemerintah memberikan subsidi bukan bantuan benih langsung,” terang Sholahuddin.

Pengaruh benih dalam pertanian dinilai Sholahuddin cukup besar. Ia bilang kontribusi biaya benih sebesar 10% dari biaya produksi pertanian.

Kebutuhan benih jagung diungkapkan Sholahuddin sebesar 20 kg per hektare (ha). Sementara itu benih yang diberikan oleh pemerintah sebesar 15 kg per ha.

Saat ini pemerintah menargetkan penanaman jagung mencapai 6,7 juta ha. Seluas 4 juta ha akan diberikan bantuan oleh pemerintah.

Bantuan yang mengambil porsi besar tersebut menjadi dilema bagi ketersediaan benih. Sholahuddin bilang produsen benih mengalami kekhawatiran dalam melakukan produksi.

“Ada kekosongan produksi benih karena produsen kahwatir dengan bantuan benih pemerintah,” jelas Sholahuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×