kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani keluhkan kualitas bibit jagung bantuan Kemtan rendah


Rabu, 04 April 2018 / 18:42 WIB
Petani keluhkan kualitas bibit jagung bantuan Kemtan rendah
ILUSTRASI. Panen Jagung Hibrida Produksi PT Bisi International


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani jagung meminta bantuan berupa subsidi benih. Pasalnya, benih jagung dari Kementerian Pertanian (Kemtan) berkualitas rendah.

Mau tak mau, petani memilih benih asal pabrikan. “Petani yang sudah mengerti jagung kurang begitu mau menggunakan benih bantuan pemerintah,” ujar Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin kepada Kontan.co.id, Rabu (4/4).

Harga benih yang diberikan pemerintah dengan benih produksi industri berbeda. Harga benih bantuan dari pemerintah sebesar Rp 42.500 per kilogram (kg).

Sementara harga benih yang diproduksi oleh industri berkisar antara Rp 70.000 per kg hingga Rp 80.000 per kg.

Oleh karena itu petani lebih menyarankan agar pemerintah memberikan subsidi agar petani dapat membeli benih industri. “Seharusnya pemerintah memberikan subsidi bukan bantuan benih langsung,” terang Sholahuddin.

Pengaruh benih dalam pertanian dinilai Sholahuddin cukup besar. Ia bilang kontribusi biaya benih sebesar 10% dari biaya produksi pertanian.

Kebutuhan benih jagung diungkapkan Sholahuddin sebesar 20 kg per hektare (ha). Sementara itu benih yang diberikan oleh pemerintah sebesar 15 kg per ha.

Saat ini pemerintah menargetkan penanaman jagung mencapai 6,7 juta ha. Seluas 4 juta ha akan diberikan bantuan oleh pemerintah.

Bantuan yang mengambil porsi besar tersebut menjadi dilema bagi ketersediaan benih. Sholahuddin bilang produsen benih mengalami kekhawatiran dalam melakukan produksi.

“Ada kekosongan produksi benih karena produsen kahwatir dengan bantuan benih pemerintah,” jelas Sholahuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×