Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petrokimia Gresik menggelar panen raya tanaman hortikultura di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa di Gorontalo pada 4 Juli 2020. Produktivitasnya peningkatan dua kali lipat.
Satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton, sedangkan kebiasaan petani setempat hanya menghasilkan 5 ton per hektare. Demplot jagung ini tidak hanya dilakukan di Desa Tolotio, tapi juga Desa Dutulana’a dan Desa Molowahu.
Baca Juga: Harga gas turun, Petrokimia prediksi bisa efisiensi Rp 743 miliar per tahun
Panen raya ini merupakan kelanjutan dari pelatihan yang diberikan oleh Petrokimia kepada para petani jagung, cabai dan tomat. Petrokimia bekerjasama dengan legislator Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel dalam menginisiasi pelatihan untuk percepatan pembangunan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional bagian timur dalam rangka menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.
Selain jagung, kerjasama ini juga direalisasikan dalam demplot tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan masing-masing melonjak 80% menjadi 43,2 ton dan meningkat dari sebelumnya 8 ton menjadi 12 ton per hektarenya.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa dalam demplot ini pupuk yang digunakan adalah pupuk non-subsidi, dengan komposisi yang disarankan Petrokimia Gresik. Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik.
Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dalam demplot ini, untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha). Sedangkan untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).
Baca Juga: Petrokimia Gresik gencar salurkan bantuan menghadapi kondisi new normal